
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Beberapa pekan terakhir, Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite cukup langka di wilayah Kalteng, khususnya Kota Palangka Raya. Tidak sedikit warga yang mengeluhkan betapa sulitnya mendapatkan bahan bakar penggerak kendaraan bermotor dan mobil tersebut.
Minimnya ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite ini dikeluhkan oleh masyarakat Palangka Raya. Ketersediaan pertalite sendiri sudah sulit didapatkan oleh pengendara roda dua maupun roda empat.
Warga juga mengeluhkan kelangkaan pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Bahkan, beberapa SPBU sering kehabisan stok pertalite.
Dari pantauan di lapangan antrean kendaraan di beberapa SPBU di Kota Palangka Raya hingga meluber ke jalan umum keluar dari halaman SPBU. Kendaraan yang mengantre, terutama sepeda motor dan mobil tampak berderet mengantre BBM jenis Pertalite.
Bahkan kemarin juga dijumpai SPBU di jalan Yos Sudarso dengan papan informasi berisi ‘Maaf pertalite sedang dalam pengiriman’. Hal itu membuat sejumlah konsumen yang hendak mengisi BBM putar balik.
Antrean panjang dan langkanya BBM Pertalite itu berdampak pada penjual eceran, sebelumnya harga per botol Rp 10 ribu kini menjadi Rp 11 ribu per botol.
“Ini naik pak harganya, karena antriannya panjang dan susah dapatnya. Kalau yang Rp 10 ribu sekarang ga sampai penuh. Ini Rp 11 ribu penuh,” kata seorang penjual minyak eceran di jalan Bukit Keminting, Palangka Raya, Jumat (16/6/2022).
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Adit, salah satu warga di Kota Palangka Raya. Ia menyebut, SPBU di wilayah tempatnya sudah sering kehabisan stok Pertalite. “Jika kehabisan stok, saya harus membeli ke pengecer,” ucapnya.
“SPBU di Jl. Yos Sudarso beberapa waktu terakhir sering kehabisan stok. Kemudian ketika ke tempat SPBU yang lain untuk beli di sana juga ternyata kosong, tapi kalau tidak ada stoknya lagi, terpaksa masyarakat hanya bisa beli di penjual-penjual eceran. Itu pun pertalite yang harganya sudah naik menjadi Rp. 11.000 per liter,” kata Adit kepada Intimnews, Jumat (16/6/2022).
Adit menyebut, kelangkaan pertalite di beberapa SPBU itu sudah terjadi sejak dua minggu terakhir.
Kondisi ini disebutnya sangat meresahkan. Mereka harus membeli pertlite ke pengecer yang dijual Rp 11.000 per liter.
Pihaknya meminta pemerintah segera menyelesaikan persoalan kelangkaan pertalite ini.
Penulis: Rahul
Editor: Andrian