
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Agustiar Sabran, menegaskan komitmennya dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta banjir. Dalam pidatonya pada Rapat Paripurna DPRD, Rabu (5/3/2025), ia menyatakan bahwa mitigasi bencana ini akan menjadi salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Setiap tahun, Karhutla menjadi ancaman serius bagi Kalteng, menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, kesehatan, dan aktivitas ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan mengambil langkah strategis untuk memperkuat sistem pencegahan dan respons cepat terhadap kebakaran hutan dan lahan.
Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah membentuk satuan tugas khusus yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, TNI, Polri, BPBD, serta masyarakat setempat. Tim ini bertugas meningkatkan kesiapsiagaan dan mempercepat penanganan jika terjadi kebakaran.
Gubernur Agustiar Sabran menekankan pentingnya sistem deteksi dini yang lebih efektif. Pemerintah daerah akan memanfaatkan teknologi pemantauan cuaca dan titik panas (hotspot) untuk mengidentifikasi potensi Karhutla lebih awal. Dengan demikian, upaya pencegahan bisa dilakukan sebelum kebakaran meluas.
Selain ancaman kebakaran, Kalimantan Tengah juga menghadapi risiko banjir di beberapa wilayah saat musim hujan. Oleh karena itu, pemerintah akan memperkuat sistem drainase, melakukan normalisasi sungai, serta membangun tanggul untuk mengurangi risiko banjir.
Langkah lain yang akan diambil adalah meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya Karhutla dan banjir. Gubernur berharap kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan semakin meningkat, sehingga bencana dapat dicegah sejak dini.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pencegahan Karhutla, pemerintah daerah akan mengalokasikan anggaran khusus. Dana ini akan digunakan untuk pengadaan peralatan pemadam kebakaran, pembangunan embung, serta penyediaan infrastruktur pendukung lainnya.
Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat regulasi terkait pengelolaan lahan agar tidak terjadi pembukaan lahan dengan cara membakar. Penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran lahan akan diperketat untuk memberikan efek jera.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengapresiasi peran para petani dan masyarakat adat dalam menjaga hutan. Ia berharap ada kolaborasi lebih erat antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan lahan yang berkelanjutan.
Menurutnya, langkah pencegahan lebih baik daripada penanganan setelah bencana terjadi. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan bekerja sama dengan akademisi dan pakar lingkungan untuk merancang solusi jangka panjang dalam mengatasi Karhutla dan banjir.
Gubernur juga meminta dunia usaha dan perusahaan perkebunan untuk turut serta dalam upaya pencegahan. Ia menekankan bahwa sektor swasta harus memiliki tanggung jawab sosial dalam menjaga ekosistem dan tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata.
Pemerintah daerah juga akan mempercepat pembangunan infrastruktur hijau, seperti penghijauan lahan kritis dan rehabilitasi hutan yang rusak akibat kebakaran sebelumnya. Langkah ini diharapkan dapat membantu menurunkan risiko Karhutla dalam jangka panjang.
Gubernur Agustiar Sabran menegaskan bahwa semua elemen harus bekerja sama dalam mengatasi ancaman ini. “Kami tidak bisa bekerja sendiri. Semua pihak, mulai dari masyarakat, dunia usaha, hingga pemerintah pusat, harus bersinergi dalam menjaga lingkungan kita,” katanya.
Sebagai penutup, ia menyampaikan harapannya agar Kalimantan Tengah bisa menjadi daerah yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana. Dengan strategi yang matang dan koordinasi yang baik, dampak Karhutla dan banjir diharapkan bisa diminimalkan.
“Kita harus siap menghadapi tantangan ini bersama-sama. Dengan kerja keras, gotong royong, dan kepedulian, kita bisa menjaga Kalimantan Tengah tetap hijau dan bebas dari bencana,” pungkasnya.
Penulis: Redha
Editor: Maulana Kawit