
INTIMNEWS.COM – Bupati Murung Raya, Perdie M Yoseph mengatakan bahwa peningkatan kelahiran bayi dalam suatu waktu bisa berdampak negatif soal kependudukan. Salah satunya adala soal kualitas SDM, hingga ekonomi.
Kebijakan bekerja dari rumah menjadikan interaksi yang lebih lama bagi keluarga di dalam rumah, sehingga berpotensi terjadinya kehamilan.
“Maka dari itu, Pemerintah Daerah melakukan pelayanan kesehatan, salah satunya Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di fasilitas kesehatan juga terdampak Covid-19, pasangan usia subur atau akseptor KB kemungkinan khawatir untuk datang ke fasilitas kesehatan. Di sisi Iain, pihak fasilitas kesehatan juga kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), sehingga timbul resiko putus pakai pemakaian kontrasepsi yang akan berdampak kehamilan tidak direncanakan,” jelas Perdie, Selasa 30 Juni 2020.
Dikatakannya, Jika dilihat lebih jauh fenomena tersebut tentunya bisa menimbulkan dampak yang lebih besar lagi. Seperti terjadinya stunting pada bayi yang dilahirkan, meningkatnya angka kematian ibu dan juga meningkatnya angka kematian bayi.
Selama masa pandemi ini, Pasangan Usia Subur (PUS) disarankan menunda kehamilan. Usia kehamilan muda memiliki resiko tinggi terpapar Virus Covid-19, karena daya tahan tubuhnya menurun. Selain itu juga, wanita hamil sangat rentan mengalami keguguran sehingga apabila saat pandemi ini mengalami keguguran atau gangguan kehamilan, penangannnya tidak akan optimal karena adanya pembatasan sosial.
“BKKBN didukung oleh Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten berinisiatif untuk melakukan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor. Melalui kegiatan ini diharapkan beberapa target sasaran strategis dapat tetap diwujudkan dengan mempertimbangkan pendekatan budaya kearifan lokal serta tetap menperhatikan protokol penoegahan penyebaran Covid-19) yang berlaku,” tutupnya.
(Lulus)