INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setda Provinsi Kalimantan Tengah, Maskur, meresmikan Dialog Publik Kebijakan Bersama dengan Para Pemangku Kepentingan dalam rangka Program Fasilitasi Kemitraan di Provinsi Kalimantan Tengah. Acara ini berlangsung di Swiss-Bel Ballroom, Hotel Danum, Palangka Raya, pada Rabu, 18 September 2024.
Dalam sambutan yang dibacakan mewakili Gubernur, Maskur menekankan bahwa dialog ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi antara dunia pendidikan vokasi, dunia industri, dan masyarakat, yang bersama pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperkuat ekosistem inovasi di Kalimantan Tengah.
“Kalimantan Tengah dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang tersebar di berbagai sektor, termasuk pertambangan, kehutanan, pertanian, dan perikanan. Potensi ini harus kita manfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan inovasi yang berlandaskan pada kemampuan daerah, seperti Program Fasilitasi Kemitraan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah,” ungkap Maskur.
Ia berharap hasil dari Dialog Publik ini dapat menghasilkan rekomendasi untuk membina kemitraan regional yang positif dalam perencanaan dan pengembangan tenaga kerja yang fleksibel dan inovatif, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan tersebut.
Maskur juga menghimbau seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendukung dan terlibat aktif dalam inisiatif kemitraan yang telah terjalin dan yang akan datang. Ia optimistis bahwa melalui kolaborasi yang efektif, tujuan bersama dapat tercapai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Tengah.
Dalam kesempatan yang sama, Lilis Indriani, Direktur Politeknik Sampit, menegaskan bahwa keselarasan antara pendidikan vokasi dan tuntutan industri serta masyarakat sangat penting untuk keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Ia mencatat bahwa Kalimantan Tengah, dengan kekayaan sumber daya alamnya, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pendidikan vokasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
Lilis berharap program ini menjadi wadah kolaborasi yang efektif, memungkinkan perancangan strategi bersama yang memastikan pendidikan vokasi memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan daerah. Melalui dialog ini, ia yakin tantangan, peluang, dan langkah-langkah untuk meningkatkan kemitraan antara lembaga pendidikan kejuruan dan pemangku kepentingan dapat diidentifikasi dan ditindaklanjuti.
Penulis: Redha
Editor: Andrian