
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Agustiar Sabran bersama Wakil Gubernur H. Edy Pratowo secara resmi memaparkan capaian Program 100 Hari Kerja di Istana Isen Mulang Palangka Raya, Senin 2 Juni 2025.
Mengawali sambutannya, Gubernur mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergotong-royong dan aktif mengawal jalannya pembangunan di Kalteng. Ia menegaskan bahwa Program 100 Hari Kerja ini bukanlah tujuan akhir, melainkan langkah awal dari periode kepemimpinan yang akan berlangsung selama 4 tahun 8 bulan ke depan.
Capaian 100 hari kerja ini dihitung mulai 20 Februari hingga 30 Mei 2025. Agustiar Sabran menyatakan bahwa capaian kerja selama itu sudah melebihi 100 persen.
“Bisa kami sampaikan, delapan program prioritas 100 hari kerja sudah diselesaikan dengan capaian keberhasilan 100 persen lebih,” kata Agustiar Sabran.
Pertama iala penyelarasan antara program daerah dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Sebanyak lima program nasional disebut telah diintegrasikan, seperti makan bergizi gratis (MBG), sekolah rakyat, Koperasi Merah Putih, cetak sawah/lumbung pangan nasional, dan pencegahan stunting.
Kemudian, usulan terkait program sekolah rakyat telah disampaikan ke Kementerian Sosial (Kemensos). Sementara itu, sebanyak 99,2 persen desa dan kelurahan telah melaksanakan musyawarah pembentukan Koperasi Merah Putih.
Pencetakan sawah seluas 70.635 hektare juga telah dikontrak, mendekati target 85.740 hektare tahun ini, dengan realisasi lahan 5.430 hektare. Selain itu, fasilitas pertanian seperti apartemen ayam, Smart Green House, dan pengering gabah juga dimanfaatkan maksimal.
Ia menambahkan angka stunting di Kalteng juga turun menjadi 22,1 persen. Targetnya, turun lagi menjadi 20,6 persen pada akhir 2025. “Program kuliah gratis untuk 3.060 orang sudah disalurkan melalui kampus masing-masing. Kami juga mendorong digitalisasi pendidikan hingga ke pelosok dengan dukungan listrik dan internet,” bebernya.
sejumlah capaian signifikan, antara lain program Makan Bergizi Gratis untuk siswa, pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan, pencetakan ribuan hektar sawah baru, berfungsinya infrastruktur strategis seperti jalan Palangka Raya–Kuala Kurun yang secara signifikan memangkas waktu tempuh, serta perluasan akses listrik dan internet untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
Di sektor pendidikan dan kesehatan, Pemprov Kalteng menggulirkan program kuliah gratis bagi ribuan mahasiswa dan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat. Sementara di bidang sosial dan ekonomi tersedia subsidi ikan, paket sembako murah, serta pendataan bantuan untuk pelaku usaha perikanan.
Penataan birokrasi turut menjadi perhatian dengan efisiensi anggaran mencapai 162,71% dari target, pelantikan pejabat, serta penyerahan SK PPPK yang sesuai dengan jadwal. Dalam hal penanggulangan bencana, seluruh kejadian kebakaran hutan dan banjir telah tertangani dengan baik, didukung teknologi deteksi dini serta keberadaan pos-pos lapangan.
Rata-rata capaian program mencapai 116,17%, mencerminkan keberhasilan kerja nyata dan komitmen Pemprov Kalteng dalam membangun kesejahteraan masyarakat.
Wakil Gubernur menambahkan bahwa pencapaian ini adalah pondasi awal dalam mewujudkan visi dan misi Kalteng Berkah 2025–2030. Sejak awal menjabat, Gubernur menekankan pentingnya target nyata dalam tiga bulan pertama. Wagub juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten / kota, termasuk dalam penguatan desa melalui anggaran pembangunan.
Pemerintah daerah memberikan respons positif terhadap program ini sebagai wujud komitmen membangun wilayah dari pinggiran secara berkelanjutan. Pengelolaan sumber daya alam menjadi prioritas strategis guna memastikan manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat Kalimantan Tengah.
Sejumlah proyek prioritas, seperti pendalaman alur Kapuas–Murung dan pembangunan Bendungan Muara Juloi, telah dirancang untuk mendukung percepatan pembangunan daerah. Selain itu, Pemerintah Provinsi membuka ruang kolaborasi melalui skema kerja sama business-to-business (B-to-B) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan yang lebih partisipatif dan berkelanjutan.
Editor: Andrian