INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotawaringin Timur (Kotim), Umar Kaderi menyebut pembangunan Puskesmas Kota Besi akan rampung November ini. Hal tersebut disampaikan menanggapi isu pembangunan Puskesmas di Kecamatan Kota Besi yang sempat mangkrak dan banyak dipertanyakan berbagai pihak terkait penyelesaiannya yang belum jelas.
“Kita inikan dalam proses pelaksanaanya, dalam bulan-bulan ini selesai semua lah. Progresnya sudah sampai 75 persen saat ini,” ujar Umar Kader, usai mengikuti rapat dengan Komisi III, Rabu 20 September 2023.
Ditanya terkait kendala dari lambatnya penyelesaian pembagunan puskesmas tersebut, Umar dengan tegas mengatakan tidak ada kendala samak sekali.
“Tidak kendala, begitu juga dengan masalah anggaran,” tuturnya.
Untuk diketahui pembagunan Puskesmas Kota Besi ini sejatinya selesai 2022 lalu dengan kucuran dana sebesar Rp2,4 miliar. Namun saat itu pembangunannya tidak selesai.
“Proyek pembangunan puskesmas di Kecamatan Kota Besi itu tidak selesai dan kontraktornya di blacklist. Ini kan yang rugi kita, karena dana tidak terserap dan bangunan tidak selesai,” ujar Bupati Kotim, Halikinnor saat itu.
Sementara, satu bulan yang lalu, Anggota Komisi III DPRD Kotim, Sihol Parningotan Lumban Gaol mengingatkan pemerintah terkait untuk menyelesaikan puskesmas tersebut. Karena Puskesmas Kota Besi yang seharusnya bisa selesai dan beroperasi di 2022, hingga sekarang tidak jelas kapan selesai.
“Hal tersebut harus menjadi pelajaran karena salah dalam memilih kontraktor sehingga menjadi mangkrak, dan tidak jelas kelanjutannya,” kata Gaol, Jumat (18/8).
Ketua Fraksi Demokrat ini menegaskan pembangunan Puskesmas Kota Besi berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat, sehingga sangat disayangkan proyek tersebut terhenti karena sulit mendapatkan dana dari pusat.
Gaol menyebutkan bahwa mangkraknya proyek karena kontraktor yang tidak qualified sehingga pemerintah melakukan blacklist pada kontraktor yang bersangkutan.
“Untuk ke depannya diharapkan tidak terjadi lagi, jangan sampai kecolongan kembali,” tegasnya.
Menurutnya akan sulit mendapatkan DAK tersebut dan mau tidak mau harus menggunakan APBD untuk melanjutkan proyek tersebut. (**)
Editor: Irga Fachreza