
INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Seorang siswa penuh cita-cita di sebuah kota Manis Pangkalan Bun rela berjuang menjadi badut demi membantu perekonomian keluarganya. Di tengah kesibukan sekolah, ia menyempatkan diri menghibur anak-anak di jalanan. Perjuangan ini dilakukan agar ia bisa tetap bersekolah dan mewujudkan impian untuk meraih masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarganya.
Di tengah keramaian jalanan dan hiruk-pikuk Car free day (CFD), pada Minggu (26/5/2024), pagi, terdapat sosok kecil yang tak asing lagi bagi warga sekitar. Riski, seorang anak berusia 15 tahun, terlihat mengenakan kostum badut lengkap dengan senyum ceria yang terpampang di wajahnya. Namun, di balik riasan wajah penuh warna itu, tersimpan tekad dan semangat yang luar biasa untuk mengubah nasib keluarga dan mencapai cita-cita besarnya.
Setiap hari, setelah pulang sekolah, Riski langsung melaksanakan sholat dan makan secukupnya. Tak ada waktu yang terbuang, ia segera berganti kostum dan bergegas menuju tempat kerjanya di depan Borneo Market. Di sana, Riski bekerja sebagai badut, menghibur anak-anak dan pengunjung. Pekerjaan ini bukanlah pilihan mudah bagi seorang anak seusianya, namun Riski menjalankannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
Riski menyadari betul bahwa tanpa penghasilannya dari bekerja sebagai badut, ia mungkin tidak akan bisa melanjutkan sekolah. “Kalau tidak bekerja, siapa yang akan membiayai sekolah, kata Riski. Selain itu, saya juga membantu biaya hidup sehari-hari,” tutur Riski saat dibincangi dengan mata yang memancarkan keteguhan hati. Meski berat, Riski tidak pernah mengeluh. Ia tidak ingin menyebutkan pekerjaan orang tuanya, menjaga marwah dan kehormatan keluarga adalah prioritas utamanya.
Hari Minggu menjadi momen spesial kata Riski. Ia beralih tempat dari Borneo Market ke Car Free Day (CFD), di mana ia bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 140 ribu. Pendapatan ini sangat berarti baginya, membantu meringankan beban keluarga yang memang tidak sedikit.
Meski harus mengorbankan masa kecilnya yang seharusnya dipenuhi dengan bermain dan belajar tanpa beban, Riski memiliki impian yang tak pernah padam. Ia ingin menjadi orang yang berhasil dan mampu membuat orang tuanya bangga. “Saya ingin bisa membahagiakan orang tua, mereka sudah bekerja keras untuk saya. Saya harus berusaha lebih keras lagi,” ujarnya dengan suara yang penuh semangat.
Riski kini duduk di kelas 9 di salah satu SMP di Pangkalan Bun. Di tengah kesibukannya bekerja, ia tetap menomorsatukan pendidikan. Pulang dari bekerja, Riski selalu menyempatkan diri untuk belajar. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Kisah Riski adalah contoh nyata betapa kuatnya tekad dan semangat seorang anak dalam menghadapi tantangan hidup. Ia rela mengorbankan masa kecilnya demi membantu keluarga dan mengejar impian. Semoga perjuangannya dapat menginspirasi kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam meraih cita-cita, betapapun sulitnya jalan yang harus dilalui.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawir