INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor, memberikan apresiasi kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit (Umsa) yang berhasil lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2024 di Universitas Airlangga.
Hal ini disampaikan Halikinnor saat melakukan audiensi dengan sejumlah dan Dosen yang akan mengikuti Pimnas di Surabaya Jawa Timur mulai 14-19 Oktober 2024 nanti.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi prestasi yang diraih oleh mahasiswa Umsa ini membuktikan bahwa anak-anak muda kita memiliki potensi dan kemampuan yang luar biasa,” kata Halikinnor, Rabu 4 September 2024.
Halikinnor juga berharap agar mahasiswa Umsa dapat terus berprestasi dan mengharumkan nama Kotim di kancah nasional dengan prestasi.
“Semoga prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkarya,” lanjutnya.
Sementara Rektor UMSA Ramadan mengungkapkan ada empat universitas se- Kalimantan yang mendaftarkan diri ke Pimnas diantaranya Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman dan Universitas Muhamadiyah Sampit.
“Alhamdulillah diantara 4 Universitas se- kalimantan ini berkas Muhammadiyah Sampit yang lolos. Teman-teman mahasiswa atas bimbingan dosen kita walaupun usia kampus kita ini baru bernama Universitas kita bisa tampil di ajang nasional.
Lanjutnya, ini merupakan satu hal yang luar biasa bagi Umsa dan satu kesempatan untuk menyampaikan bahwa salah satu perguruan tinggi yang ada di Kotim bisa ikut serta di ajang nasional.
Sedangkan Gita Anggraini selalu dosen pembimbing menyampaikan Pimnas ini adalah kegiatan puncak dari program kreativitas mahasiswa. Jadi sebelumnya mahasiswa ini diminta untuk membuat proposal kemudian diseleksi dan lolos Kemudian didanai untuk melakukan kegiatan.
“Jenis kegiatan di PKM ini ada banyak sebenarnya untuk di dana itu ada 8 bidang mulai dari riset kewirausahaan, pengabdian masyarakat, video gagasan konstruktif, dan lain-lain. Kebetulan mahasiswa kami yang lolos di Pimnas 2024 ini bidangnya adalah pengabdian masyarakat,” ungkapnya.
Sementara anak usia dini merupakan kelompok rentan ketika terjadi bencana kabut asap. Terkait ini di Kementerian Pendidikan sendiri sebenarnya di Pendidikan Anak Usia Dini itu harus ada pendidikan mitigasi bencana agar anak-anak usia rentan ini berkurang.
“Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit adalah memberikan mitigasi bencana kepada anak usia dini. Mereka membuat sebuah model pendidikan mitigasi bencana dengan menggunakan kearifan lokal yang kita punya yaitu bakesah,” pungkasnya.