INTIMNEWS.COM, MELAWI – Tim ahli dari Amerika Serikat bakal meneliti nuklir di Kalimantan Barat dalam riset senilai jutaan US$9 juta (Rp134,6 miliar). Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto.
Dilansir dari CNN Indonesia, ia menyebut tim dari AS sudah berkunjung ke DPR pekan lalu. Mereka, katanya, meminta izin untuk melakukan riset untuk mengetahui kandungan uranium di Kalbar.
Kalbar dipilih menjadi wilayah yang dipilih lantaran memiliki cadangan bahan baku yang terbilang cukup besar. Namun, Sugeng tak menyebut berapa besarannya.
Ia menjelaskan, Kalbar merupakan salah satu sumber bahan baku bauksit yang bisa diubah menjadi aluminium. Menurutnya, secara unsur kimiawi bauksit mengikat unsur lain di dalamnya.
Dilansir dari Pontianak Post, Guru Besar Kimia Universitas Tanjungpura, Prof Dr Thamrin Usman DEA menyebut informasi ketersediaan bahan baku nuklir bukan hal baru. Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) bersama tim peneliti dari Prancis misalnya, sudah meneliti kandungan uranium di Kalbar sejak tahun 1970-an.
“Lokasi terbesar ada di Sui Kalan, Nanga Pinoh. Ini kawasan dengan kandungan batuan uranium yang sudah terukur kuantitas dan kualitas satu satunya di Indonesia,” ujar Prof Thamrin.
Sementara soal, kandungan uranium di tanah bauksit yang hendak diteliti Amerika Serikat, ia malah menawarkan material lainnya.
“Berkaitan dengan uranium di tanah bauksit itu lebih ke unsur radio aktif yang bukan uranium. Jumlah tidak banyak malah,” ucapnya.
“Tetapi yang menarik adalah hadirnya unsur tanah jarang (rare earth elements) yang dapat digunakan untuk sumber energi listrik non-uranium,” timpal dia. (**)
Editor: Irga Fachreza