INTIMNEWS.COM, KASONGAN – Wakil Bupati Katingan, Firdaus, menghadiri Ritual Tiwah di Desa Tewang Kadamba, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan. Tradisi sakral masyarakat Dayak ini menjadi salah satu wujud pelestarian adat dan budaya yang masih dijaga turun-temurun di Katingan.
Acara adat yang berlangsung khidmat itu juga dirangkai dengan penyerahan dana hibah sebesar Rp48 juta dari Pemerintah Kabupaten Katingan kepada Panitia Pelaksana Tiwah Desa Tewang Kadamba Tahun 2025. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Wabup Firdaus kepada perwakilan panitia.
Hadir dalam kesempatan itu Plt Sekretaris Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Katingan, Wahyu Murtini, S.E., M.Si, didampingi Kabid Kebudayaan Bobbi Hadisatria, S.P., serta sejumlah staf. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap pelestarian tradisi lokal.
Dalam sambutannya, Wabup Firdaus menyampaikan apresiasi dan rasa hormat kepada masyarakat Tewang Kadamba yang telah menjaga nilai-nilai adat dan kebersamaan melalui pelaksanaan Tiwah. Ia juga meminta maaf apabila bantuan hibah yang diberikan masih terbatas.
“Kami mohon maaf jika bantuan ini belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan kegiatan. Namun inilah kemampuan yang saat ini bisa diberikan oleh pemerintah daerah,” ujar Firdaus, saat menghadiri undangan ritual tiwah, Selasa (4/11/2025).
Meski demikian, Firdaus berharap bantuan tersebut dapat membantu kelancaran pelaksanaan Tiwah dan menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap kebudayaan daerah. Menurutnya, kegiatan adat seperti Tiwah memiliki nilai spiritual tinggi dan memperkuat rasa persaudaraan antar warga.
“Tiwah bukan sekadar ritual, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap leluhur dan ajaran moral masyarakat Dayak. Ini harus terus kita jaga bersama,” tambahnya.
Sementara itu, Plt Sekretaris Disbudporapar Wahyu Murtini menyampaikan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan kebudayaan di seluruh wilayah Katingan.
“Dukungan itu diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk terus melestarikan tradisi lokal,”tuturnya.
Ritual Tiwah sendiri merupakan upacara adat Dayak Ngaju yang memiliki makna spiritual mendalam, terutama dalam prosesi penghantaran arwah leluhur ke alam baka.
“Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol keagamaan dan budaya, tetapi juga memperkuat identitas masyarakat Dayak sebagai penjaga nilai-nilai kearifan lokal,” pungkasnya.
Editor: Andrian