
INTIMNEWS.COM, KASONGAN – Dua nyawa melayang di ruas jalan nasional kilometer 18, tepatnya di Desa Hampalit, Kecamatan Katingan Hilir, wilayah yang lebih dikenal sebagai Kereng Pangi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Seorang ibu dan anak menjadi korban dalam kecelakaan maut setelah ditabrak truk kontainer yang diduga mengalami rem blong.
Namun sorotan publik tidak hanya tertuju pada penyebab langsung kecelakaan. Warganet dan warga setempat justru ramai membicarakan kondisi jalan yang rusak parah, lubang menganga, permukaan bergelombang, hingga genangan air yang kerap menghiasi lintasan. Jalan ini telah lama rusak, namun belum kunjung diperbaiki secara menyeluruh.
Jalur ini merupakan jalan nasional lintas provinsi yang menjadi akses utama dari Palangka Raya menuju Katingan dan wilayah sekitarnya. Tragedi ini memicu gelombang desakan kepada pemerintah pusat, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), agar segera bertindak.
Pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Katingan pun langsung bereaksi. Anggota DPRD Katingan, Budy Hermanto, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Tengah serta Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN).
“Kami sudah sampaikan ke BPJN karena ini jalan nasional, berada di bawah kewenangan Kementerian PUPR. Laporan terkait kecelakaan juga sudah kami teruskan,” kata Budy kepada intimnews, Senin, 9 Juni 2025.
Meski penyebab utama kecelakaan disebut rem blong, Budy menilai kondisi jalan yang buruk turut menjadi faktor yang memperparah peristiwa. “Ini harus jadi momentum evaluasi total. Jangan tunggu ada korban berikutnya,” ujarnya.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Kalimantan Tengah Rangga Lesmana, menyampaikan duka atas insiden tersebut. Dalam pernyataan tertulisnya, Rangga menegaskan bahwa jalan tersebut memang merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.
“Sejak Maret 2025, Bapak Gubernur Agustiar Sabran telah meminta agar perbaikan jalan ini dipercepat. Dari hasil koordinasi, Balai Jalan PUPR menyatakan kerusakan disebabkan oleh banjir yang menggerus lapisan aspal,” tulis Rangga dalam akun pribadinya.
Sebagai solusi jangka panjang, lanjut Rangga, akan dibangun box culvert atau jembatan kecil di titik-titik rawan banjir guna mencegah air merusak struktur jalan.
Seperti diketahui, ruas jalan tersebut kerap menjadi langganan banjir, terutama saat hujan deras mengguyur. Selain karena struktur jalan yang rendah, ketiadaan saluran drainase di sisi jalan turut memperparah genangan air yang meluber ke badan jalan.
Sementara itu, upaya intimnews untuk memperoleh tanggapan dari Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Lohing Simun, belum membuahkan hasil. Pesan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp hanya centang dua dan belum direspons hingga berita ini dirilis.
Sikap resmi DPRD Provinsi terhadap tragedi ini pun masih dinantikan publik, yang menanti tekanan politik lebih kuat agar pemerintah pusat segera mempercepat penanganan jalan nasional yang kian memprihatinkan itu.
Penulis: Maulana Kawit