website murah
website murah
website murah
website murah

Tiga Kru Ditemukan Tak Bernyawa di Laut Ujung Pandaran, Kapten Ode: Saya Sedih Tapi Bersyukur

Tim gabungan SAR, BPBD, TNI AL, dan Polairud Polda Kalimantan Tengah saat melakukan evakuasi jenazah Cahyo. (Ist)

INTIMNEW.COM, SAMPIT – Setelah ditemukannya ketiga kru kapal yang menghilang sejak insiden tenggelamnya kapal pada Selasa 7 Oktober 2025 lalu di Laut Ujung Pandaran, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Seorang Kapten Kapal Tugboat 138 Datine, bernama Ode Zulfikar (61) merasakan sedih dan bersyukur.

“Jujur saya sangat sedih dan sangat berduka atas meninggalnya ketiga kru saya. Namun, saya juga bersyukur karena ketiganya berhasil ditemukan meskipun sudah tidak bernyawa lagi,” kata Ode sembari menahan air mata, Selasa 14 Oktober 2025.

Ketiga orang kru kapal diketahui bernama Pujiono, sebagai kepala kamar mesin, Agus Sugianto, berperan sebagai pengawal pada kapal itu, dan Cahyo sebagai juru mudi kapal bekerja dibawah kepemimpinan kapten Ode.

Masing-masing dikabarkan menghilang pada saat insiden yang menimpa kapal yang mereka gunakan mengalami kebocoran pada lambung kapal.

“Saya sudah menghubungi orang kantor jika kapal mengalami masalah dan harus bersandar di Pagatan. Tujuan awalnya ke Kapuas karena saya rasa kapal mengalami kebocoran maka kami mau berlabuh di Pagatan,” jelas kapten Ode.

Sebelum mencapai tujuan yang telah di rubah, kapal sudah tak sanggup untuk terus berlayar. Lambung kapal yang telah rusak tak dapat menahan terpaan ombak yang besar dan mengakibatkan kapal yang di nahkodai olehnya tenggelam di Lautan.

Mereka berempat terperai berai, masing-masing berusaha menyelamatkan diri. Kapten Ode yang pada saat itu menyelamatkan diri dengan memegang tangki minyak serta membawa kotak keselamatan yang berisi makanan, suar, asap, dan barang-barang keselamatan lainya.

“Pada waktu itu ada momen saya bisa menyelematkan kru saya. Tapi saya bingung mau mengejar yang mana, di sebelah kiri ada dan di sebelah kanan ada juga,” ungkapnya.

Dengan perasaan yang bimbang kapten Ode akhirnya memilih mengejar salah satunya. Namun, usahanya sia-sia, kru yang ia kejar di lautan mendadak hilang dalam sekejap mata.

Pada momen itu juga Kapten Ode, berusaha menyelamatkan diri dengan terus membaca doa dan memohon bantuan kepada tuhan yang maha esa.

Setelah bertahan di laut selama sekitar 7 jam, kapten Ode berhasil selamat setelah dirinya ditemukan oleh nelayan setempat.

Pencarian terhadap ketiga orang lainnya pun dilakukan sejak ditemukannya Kapten Ode. Upaya pencarian terus dilakukan, tim gabungan berupaya melakukan pencarian.

Lima hari setelah kapten Ode ditemukan mengapung di laut. Pada Sabtu, 11 Oktober 2025, para nelayan menemukan sosok jenazah pria di laut Ujung Pandaran.

Benar saja, jenazah tersebut adalah salah satu kru bernama Pujiono, yang ditemukan sekitar 28,65 mil laut dari lokasi kapal tenggelam atau sekitar 2,3 mil dari bibir pantai.

Meski pada awalnya, identitas jenazah Pujiono tak dapat dikenali karena keadaan wajah korban sudah rusak parah. Tetapi, Kapten Ode meyakini jika yang ditemukan itu adalah krunya, dengan hanya berdasarkan ukuran tangan yang besar dan juga pakaiannya saja.

“Saya tidak dapat memastikan, tapi kalo dari ciri-ciri pakaiannya itu mendekati dengan kru saya bernama Pujiono apalagi dari tangannya yang besar,” katanya.

Sambil menunggu hasil visum dari RSUD Dr Murjani Sampit, tim gabungan pencarian yang berasal dari Basarnas, BPBD, TNI AL, serta Polairud Polda Kalteng kembali menyisir di sekitar lokasi kejadian.

Beberapa jam setelah jasad Pujiono ditemukan, sekitar pukul 13.30 WIB pencarian kembali membuahkan hasil, satu jasad kembali ditemukan sekitar 28,54 mil laut ke arah barat laut dari lokasi kapal tenggelam, berjarak sekira 447 meter dari lokasi jenazah Pujiono

Evakuasi dari perairan menuju darat pun dilakukan, ketika mencapai darat jasad tersebu membawa tas selempang dan langsung cek oleh tim pencarian. Pada saat dilakukan pengecekan, diketahui identitas jasad tersebut bernama Agus Sugianto.

Setelah diketahui identitas keduanya, pencarian terhadap kru ketiga, yakni Cahyo terus dilakukan. Hingga, pada Minggu, 12 Oktober 2025 sosok mayat laki-laki kembali ditemukan di area tebing kalap seban.

Jasad ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dan segera di evakuasi ke RSUD Dr Murjani Sampit untuk dilakukan visum serta guna melakukan pengecekan identitas.

Benar saja, jasad yang ditemukan merupakan kru kapal terakhir yang menghilang yakni, Cahyo.

Jenazah Cahyo ditemukan sejauh 30,23 mil laut ke arah barat laut dari lokasi kapal tenggelam dan sekitar 447 meter dari titik penemuan jenazah yang sebelumnya telah ditentukan.

Kepala seksi operasi Basarnas Kalteng, Maulana Abdillah mengungkapkan, pencarian resmi berhenti setelah, tim pencarian gabungan dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, TNI AL, dan Polaroid berhasil menemukan jasad ketiga dengan identitas Cahyo (juru mudi kapal) pada Minggu kemarin.

“Dengan ditemukannya korban atas nam Cahyo, maka operasu SAR resmi kami nyatakan selesai. Karena seluruh awak kapal telah ditemukan dan juga telah di evakuasi,” kata Maulana.

Dengan ditemukannya ketiga kru kapal Tugboat 138 Datine yang menghilang pada saat insiden kapal tenggelam, pencarian pun resmi dihentikan.

Kapten Ode merasa bersyukur karena tubuh ketiga krunya berhasil ditemukan meski dalam keadaan yang sudah tidak bernyawa lagi.

“Alhamdulillah, saya bersyukur mereka berhasil ditemukan meskipun dalam keadaan sudah meninggal dunia. Saya juga merasa sedih dan sangat berduka atas kepergian mereka,” bebernya.

Penulis: Oktavianto
Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan