
INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Kalapas Kelas IIB Pangkalan Bun, Herry Muhamad Ramdan, mengungkapkan bahwa selama tujuh bulan menjabat, pihaknya telah tiga kali menemukan upaya penyelundupan narkoba ke dalam Lapas.
Hal itu disampaikannya saat silaturahmi dengan pengurus dan anggota PWI Kotawaringin Barat pada Rabu (14/5).
Menurut Herry, modus masuknya narkoba ke dalam Lapas cukup beragam. Bisa berasal dari pengunjung keluarga, petugas lama yang masih aktif masuk membawa bahan makanan, hingga petugas pengambil sampah yang keluar-masuk Lapas setiap hari.
“Semua potensi itu kini sedang diawasi dengan ketat,” ujarnya.
Ia mencontohkan, dari hasil pengawasan intensif di dua minggu pertama, pihaknya berhasil menggagalkan pengiriman narkoba yang diselipkan dalam bahan makanan. Dari situ, petugas menemukan sekitar 5 gram narkoba. Pada kejadian kedua, ditemukan lagi narkoba di antara barang kiriman dari keluarga narapidana.
Kasus ketiga ditemukan di area sekitar tong sampah di dalam Lapas. Herry menyebut kemungkinan besar ada kerja sama antara keluarga narapidana dan oknum petugas untuk menyembunyikan barang haram tersebut. Namun, semua itu masih sebatas dugaan yang terus didalami.
Untuk mencegah kejadian berulang, pihak Lapas rutin melakukan pemeriksaan terhadap setiap barang yang masuk dan juga melakukan tes urine kepada para narapidana.
“Hasilnya sejauh ini menunjukkan negatif, yang menandakan penggunaan narkoba sudah mulai ditekan,” tutur Kalapas.
Namun, Kalapas juga menyoroti kendala dalam hal jumlah petugas, terutama petugas wanita. Saat ini hanya ada tiga petugas wanita dari total kebutuhan minimal yang seharusnya jauh lebih banyak. Padahal, kunjungan wanita cukup padat dan pemeriksaan harus dilakukan sesuai SOP.
Selain itu, jumlah penghuni Lapas juga sudah melebihi kapasitas, yakni 869 orang dari kapasitas ideal 226 orang, dan sekitar 70 persen dari mereka adalah kasus narkoba.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian