INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Dunia pendidikan di Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat lonjakan kemajuan signifikan sejak awal kepemimpinan Gubernur Agustiar Sabran pada 20 Februari 2025 hingga peringatan HUT ke-80 RI ini. Sejumlah program strategis diluncurkan, bukan sekadar kado bagi masyarakat, tetapi juga persembahan bersejarah bertepatan dengan ulang tahun ke-53 sang Gubernur.
Kemajuan itu bertumpu pada berbagai gebrakan. Salah satunya yakni Program Kuliah Gratis yang telah dinikmati 3.060 mahasiswa dengan total anggaran Rp 15,3 miliar. Awalnya hanya diterapkan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, namun kini berkembang ke 33 perguruan tinggi se-Kalteng.
Program unggulan ini digagas dengan visi besar “Satu Keluarga Satu Sarjana”, sehingga tidak ada lagi keterbatasan ekonomi yang menghalangi akses pendidikan tinggi. Plt. Kepala Disdik Kalteng, Muhammad Reza Prabowo menegaskan program 10.000 Kuliah Gratis hanya akan optimal jika ada sinergi lintas pihak.
Dukungan juga mengalir melalui Program Sekolah Gratis dengan BOSDA dan Seragam Gratis. Tahun ini, 34.270 siswa SMA, SMK, dan SKH menerima manfaat BOSDA. Sementara itu, kebijakan baru memastikan siswa dari keluarga miskin ekstrem memperoleh seragam lengkap berikut sepatu, sedangkan seragam yang tidak dibagikan kepada siswa mampu dialihkan untuk membantu siswa tidak mampu di jenjang lebih tinggi.
“Adil itu bukan berarti semua harus sama,” ujar Reza, menegaskan prinsip keberpihakan pemerintah.
Kabar menggembirakan datang pula bagi tenaga pendidik. Melalui Pergub Nomor 34 Tahun 2025, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk guru kembali dibayarkan, setelah sempat terhenti sejak 2022. Besaran tunjangan bervariasi, mulai Rp500 ribu hingga Rp3 juta sesuai status dan jabatan, bahkan ada tambahan insentif Rp 500 ribu bagi guru di daerah terpencil. Kebijakan ini langsung disambut haru oleh para guru seperti Ayu Wantira dari SMKN 1 Mentaya Hilir Selatan dan M. Nor Edy Saputra dari SMAN 4 Buntok.
Di sisi lain, transformasi juga berlangsung lewat Digitalisasi Pembelajaran. Ribuan TV interaktif, papan tulis digital, hingga panel surya dan jaringan starlink disalurkan ke sekolah-sekolah. SMA Negeri menerima 1.980 unit, SMK Negeri 710 unit, SKH Negeri 23 unit, dan sisanya untuk sekolah swasta serta yayasan. Kehadiran perangkat ini menjadi solusi cerdas bagi keterbatasan energi dan akses di pedalaman. Guru dan siswa pun merasakan langsung manfaatnya, dari pembelajaran hybrid hingga kolaborasi kreatif di kelas.
Untuk meningkatkan kualitas pengajaran, Pelatihan Guru Huma Betang digelar sepanjang tahun. Materinya beragam, mulai dari teknik mengajar, kesehatan mental siswa, hingga pelatihan khusus bagi guru di sekolah khusus. Sistem berbasis LMS membuat para guru bisa belajar ulang kapan saja tanpa batas. Program ini turut memperkuat pencapaian Kalteng dalam Rapor Pendidikan 2025 yang naik kategori dari “rintangan tuntas muda” ke “tuntas pertama”, dengan skor 71,35. Peningkatan signifikan terjadi di literasi, numerasi, hingga kepuasan dunia kerja terhadap lulusan SMK.
Pemerintah Provinsi Kalteng juga meluncurkan Kelas Digital Huma Betang, membangun ekosistem digital terpadu yang menghubungkan guru, siswa, dan sekolah. Melalui pola sinkronus dan asinkronus, program ini memungkinkan pembelajaran tanpa batas ruang dan waktu, serta menargetkan seluruh SMA/SMK terintegrasi ke sistem digital pada 2026–2027.
“Digitalisasi bukan sekadar tren, tapi kebutuhan untuk mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Reza.
Dengan deretan capaian tersebut, Gubernur Agustiar Sabran bersama Wakil Gubernur Edy Pratowo berhasil membawa pendidikan Kalteng ke level baru. Semua ini menjadi kado istimewa bagi masyarakat di HUT RI ke-80 sekaligus ulang tahun ke-53 sang Gubernur, bukti nyata bahwa pendidikan di Bumi Tambun Bungai melesat maju, inklusif, dan berkualitas menuju visi Kalteng Berkah, Kalteng Maju, dan Kalteng Sejahtera.
Editor: Andrian