website murah
website murah
website murah
website murah

Satu Rumah Satu Pohon, Gerakan Kecil Menuju Budaya Hijau di Kalteng

Anggota DPRD Kalteng, Pipit Setyorini. (Ist)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Gerakan “Satu Rumah Satu Pohon” kini mendapat perhatian serius dari kalangan legislatif Kalimantan Tengah (Kalteng). Program sederhana ini diyakini mampu memberikan dampak besar terhadap kelestarian lingkungan, terutama dalam menghadapi isu perubahan iklim dan meningkatnya polusi udara di kawasan permukiman.

Sekretaris Komisi I DPRD Kalteng, Pipit Setyo Rini, menyebut bahwa menanam pohon di sekitar rumah merupakan langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar jika dilakukan secara kolektif. Ia menilai, keterlibatan masyarakat menjadi faktor penentu keberhasilan gerakan ini, karena tanpa kesadaran bersama, upaya penghijauan hanya akan berhenti pada slogan.

“Program ini tidak hanya tentang menanam, tapi juga tentang membangun kebiasaan. Pohon memberi banyak manfaat, mulai dari keteduhan, oksigen, hingga keindahan lingkungan tempat tinggal,” ujarnya, Kamis (21/8/2025).

Ia menambahkan, gerakan ini bisa menjadi simbol partisipasi warga dalam menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungannya masing-masing.

Menurut Pipit, gerakan tersebut seharusnya dijadikan bagian dari gaya hidup masyarakat Kalteng. Dengan menanam pohon, setiap keluarga turut berkontribusi dalam memperbaiki kualitas udara dan menciptakan ruang hidup yang lebih nyaman. Apalagi, banyak jenis pohon yang juga memiliki nilai ekonomi maupun gizi jika ditanam dengan tepat.

Ia mendorong pemerintah daerah untuk mendukung program ini secara lebih terstruktur, misalnya dengan menyediakan bibit gratis, memberikan bimbingan teknis penanaman, serta memfasilitasi kegiatan monitoring agar tanaman tetap terawat.

“Pendampingan sangat penting agar masyarakat tidak hanya menanam, tetapi juga merawat hingga pohon itu tumbuh besar,” kata Pipit.

Selain itu, Pipit menilai perlunya pendidikan lingkungan sejak dini agar kesadaran menanam pohon tertanam kuat di generasi muda. Sekolah-sekolah, menurutnya, bisa menjadi pelopor dengan mengintegrasikan kegiatan menanam dalam kurikulum atau program ekstrakurikuler. Dengan begitu, semangat cinta lingkungan dapat diwariskan secara berkelanjutan.

“Apabila semua pihak terlibat, kami yakin gerakan ‘Satu Rumah Satu Pohon’ dapat berkembang menjadi budaya hijau masyarakat Kalteng. Ini bukan hanya soal memperindah lingkungan, tapi juga bentuk tanggung jawab moral kita terhadap keberlanjutan hidup generasi berikutnya,” pungkasnya.

Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan