
INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh Sanggar Seni Budaya Tunas Anum. Dalam ajang Kobar Expo 2025, sanggar ini berhasil menyabet Juara 1 Terbaik lewat penampilan gemilang tari kreasi pesisir Melayu berjudul “Jongu’ Pengilar”.
Tarian tersebut berhasil memukau penonton dan dewan juri dengan gerakannya yang energik dan makna budaya yang mendalam.
Ketua Sanggar Seni Budaya Tunas Anum, Wardiman, menjelaskan bahwa “Jongu’ Pengilar” terinspirasi dari aktivitas masyarakat pesisir yang bekerja sebagai nelayan.
“Tarian ini menggambarkan cara masyarakat menangkap ikan dengan menggunakan perangkap tradisional atau pengilar. Dari situlah muncul ide untuk mengangkatnya menjadi sebuah karya tari yang merefleksikan kehidupan pesisir Melayu,” ujar Wardiman, Rabu (8/5) malam.
Di balik suksesnya tarian ini, ada sosok koreografer berbakat, Fikri Haikal, yang juga merupakan penari terbaik dari Sanggar Tunas Anum. Fikri bukan sosok asing di dunia tari ia pernah tampil di Istana Negara pada HUT RI tahun 2019 dan menjuarai Parade Tari Nusantara di TMII Jakarta.
Lewat tangan dinginnya, “Jongu’ Pengilar” menjadi karya yang tidak hanya indah, tetapi juga menggugah rasa bangga akan budaya lokal.
Wardiman menegaskan, kemenangan ini menjadi bukti bahwa sanggar tari memiliki peran penting dalam menjaga warisan budaya daerah.
“Kami berharap lomba-lomba tari tradisional bisa lebih sering diadakan. Di situlah wadah para seniman dan generasi muda untuk menyalurkan kreativitas serta menjaga tradisi agar tetap hidup dan lestari,” tuturnya penuh semangat.
Ia juga menyoroti pentingnya perhatian pemerintah terhadap sanggar-sanggar seni. “Jangan hanya fokus pada sekolah-sekolah formal, tapi sanggar juga perlu diperhatikan. Karena tanpa sanggar, budaya tradisional bisa hilang. Sanggar adalah ujung tombak pelestarian kesenian daerah kita,” ungkap Wardiman.
Kemenangan “Jongu’ Pengilar” di Kobar Expo 2025 menjadi bukti bahwa Sanggar Seni Budaya Tunas Anum tak hanya menampilkan seni tari, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya pesisir Melayu.
Dengan semangat dan dedikasi, mereka menunjukkan bahwa seni tradisi masih mampu bersaing di tengah arus modernisasi, membawa harum nama Kotawaringin Barat ke panggung yang lebih luas.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit