
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, angkat bicara terkait kontroversi pengadaan TV interaktif di sejumlah sekolah.
Reza mengakui dirinya sempat menerima banyak kritik, bahkan hujatan, atas kebijakan tersebut. Banyak pihak menilai pengadaan TV interaktif kurang tepat di tengah masih banyaknya sekolah yang mengalami kerusakan infrastruktur.
“Saya pernah dibully, dihujat karena pengadaan TV interaktif ini. Katanya, sekolah kita masih banyak yang rusak. Tapi saya ingin tegaskan, setiap kebijakan harus berdasarkan data dan kebutuhan,” ujar Reza, Sabtu, 5 Juli 2025.
Ia menjelaskan, kebijakan pengadaan TV interaktif tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan berdasarkan dua indikator utama, yaitu usulan langsung dari pihak sekolah dan data yang tercantum dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Dari hasil pemetaan data tersebut, ditemukan bahwa jumlah sekolah dengan kondisi rusak berat di Kalimantan Tengah tidak sampai 10 persen dari total sekolah yang ada. Artinya, sebagian besar sekolah sudah layak untuk ditingkatkan fasilitas pembelajarannya, termasuk dengan penambahan perangkat digital.
“Jangan semua dilihat dari kerusakan fisik. Pendidikan juga butuh konten, inovasi, dan dukungan teknologi. Kita ingin pembelajaran lebih hidup, interaktif, dan bisa menjangkau berbagai metode,” katanya.
Reza menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tetap konsisten dalam melakukan perbaikan infrastruktur pendidikan secara bertahap. Untuk tahun ini, telah disiapkan program revitalisasi sekolah di 30 satuan pendidikan, mulai dari SMA, SMK, hingga Sekolah Khusus (SKH).
Bahkan, Kalimantan Tengah juga mendapat tambahan unit sekolah baru dari pemerintah pusat sebagai bagian dari dukungan Kementerian Pendidikan.
“Untuk itu, kita ucapkan terima kasih kepada Pak Menteri. Ini bentuk sinergi pusat dan daerah dalam membenahi pendidikan,” tambah Reza.
Ia kembali menekankan bahwa teknologi bukan menjadi alasan untuk melupakan pembangunan fisik, namun keduanya harus berjalan seiring. Inovasi teknologi seperti TV interaktif, kata dia, dapat membuka peluang pembelajaran yang lebih luas, terutama di wilayah dengan keterbatasan guru atau sumber belajar.
Penegasan tersebut disampaikannya untuk menjawab keresahan publik sekaligus mengajak semua pihak untuk memahami arah kebijakan pendidikan secara lebih komprehensif.
Dengan pendekatan berbasis data dan kebutuhan, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah berkomitmen melanjutkan transformasi pendidikan yang merata dan berkeadilan di seluruh wilayah.
Editor: Andrian