
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Tidak semua masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng) saat ini bisa mengakses internet. Kondisi tersebut diakibatkan karena masih banyaknya blank spot (daerah tanpa sinyal) di provinsi terbesar se-Indonesia ini.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Provinsi Kalteng, Agus Siswadi menjelaskan bahwa masih ada 419 blank spot yang akan segera diselesaikan.
“Tahun 2021-2022 kita sudah 519 BTS yang sudah berdiri, sekarang hanya perlu 320. Sementara blank spot kita ada 419. Ada dua jenis blank spot, pertama sama sekali tidak bisa SMS dan internet. Sementara yang kedua, bisa SMS tapi tidak ada internet,” kata Agus.
Dari 419 tersebut, ada 320 titik yang bisa telfon dan bisa SMS. Sisanya, 99 titik mengalami blank spot total.
“Itu juga beriringan dengan titik daerah yang tidak berlistrik. Ada 470 titik daerah yang tidak berlistrik atau tidak terjangkau PLN. Padahal kita punya cita-cita ‘Merdeka Gelap 2024’ serta ‘Merdeka Sinyal 2024’,” tutur Agus.
Menurutnya, beban yang ditanggung masyarakat akan sangat tinggi jika infrastuktur listrik tidak dibangun terlebih dulu.
“Harapan kita di 2024 sudah selesai dengan tuntas,” singkat Agus.
Infrastruktur listrik dan BTS (Base Transeiver Station) yang terbangun akan memaksimalkan program SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) yang sedang dijalankan oleh Pemprov Kalteng.
Agus menyebutkan, Kabupaten Katingan menjadi daerah yang memerlukan banyak pembangunan BTS.
”Katingan banyak sekali blank spotnya. Tahun 2021-2022 dia dapat 118 BTS. Sementara Kabupaten Seruyan akan merdeka sinyal tahun ini, karena menjadi fokus dari Kementerian dan BAKTI untuk dareah 3 T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan),” jelasnya.
Kondisi geografis Katingan menjadi penyebab dari banyaknya kebutuhan BTS di daerah tersebut. “Sisa kebutuhan BTS untuk Katingan hanya 27 saja,” sebutnya.
Di akhir wawancara, Agus menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur listrik dan PLN menjelang Pemilu 2024. Fasilitas yang mumpuni akan membantu proses pemilu nanti berjalan lancar.
“Sangat perlu, karena hoax akan merajalela. Kondisi daerah yang susah sinyal membuat masyarakat susah untuk menerima klarifikasi atau cari informasi pembanding,” tutupnya.
Editor: Andrian