
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi Juli 2025. Berdasarkan data tersebut, inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) Kalteng mencapai 2,13 persen. Dari empat kabupaten/kota yang menjadi daerah pemantauan, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Kapuas sebesar 2,58 persen, sedangkan yang terendah terdapat di Kota Palangka Raya dengan angka 1,62 persen.
Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, S.Si, ME, menjelaskan bahwa angka inflasi tersebut dihitung berdasarkan perbandingan IHK pada Juli 2024 yang sebesar 105,94, dengan IHK Juli 2025 yang telah meningkat menjadi 108,20. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan harga secara umum pada berbagai kelompok pengeluaran yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
“Inflasi ini mencerminkan adanya kenaikan harga secara tahunan di hampir seluruh kelompok pengeluaran rumah tangga. Kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 7,93 persen,” jelas Agnes saat menyampaikan rilis resmi pada 1 Agustus 2025.
Selain kelompok perawatan pribadi, kelompok pengeluaran lain yang juga mengalami inflasi cukup signifikan antara lain pendidikan dengan inflasi 3,22 persen, makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,11 persen, serta penyediaan makanan dan minuman/restoran yang naik 2,94 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki pun turut mengalami inflasi sebesar 2,17 persen.
Namun demikian, lanjut Agnes, tidak semua kelompok mengalami kenaikan harga. Dua kelompok tercatat mengalami deflasi atau penurunan harga, yakni kelompok transportasi yang turun sebesar 1,19 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami penurunan sebesar 0,17 persen.
Lebih rinci, beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan di Kalteng adalah emas perhiasan yang menyumbang 0,36 persen, bawang merah 0,25 persen, serta rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) 0,20 persen. Komoditas lainnya yang juga mendorong inflasi adalah kopi bubuk, cabai rawit, dan nasi dengan lauk, yang masing-masing memberikan kontribusi dalam peningkatan IHK meski tidak disebutkan secara detail angka sumbangannya.
Sebaliknya, terdapat pula beberapa komoditas utama yang menyumbang deflasi atau menahan laju inflasi. Ikan nila dan angkutan udara menjadi penyumbang deflasi terbesar, masing-masing menurunkan inflasi sebesar 0,18 persen. Sementara itu, daging ayam ras, beras, dan bensin juga menjadi komoditas yang turut memberikan andil dalam menekan kenaikan harga secara keseluruhan.
BPS juga mencatat inflasi secara bulanan (month-to-month/m-to-m) di Kalimantan Tengah pada Juli 2025 sebesar 0,38 persen, yang berarti terjadi kenaikan harga dibandingkan bulan sebelumnya (Juni 2025). Jika dilihat secara kumulatif sejak awal tahun atau year-to-date (ytd), inflasi Kalimantan Tengah telah mencapai 1,46 persen.
Di antara keempat wilayah pemantauan BPS, Kabupaten Kapuas tidak hanya mencatat inflasi tahunan tertinggi, tetapi juga mencatat inflasi bulanan tertinggi pada Juli 2025 sebesar 0,59 persen. Sementara itu, inflasi bulanan terendah tercatat di Kota Palangka Raya yang hanya sebesar 0,14 persen.
Tren inflasi ini menunjukkan dinamika harga yang perlu diwaspadai, terutama pada kelompok pengeluaran tertentu seperti jasa pribadi, makanan, dan pendidikan. Pemerintah daerah dan pemangku kebijakan diharapkan dapat memanfaatkan data ini untuk merumuskan langkah-langkah pengendalian harga yang lebih efektif, khususnya dalam menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi di Kalimantan Tengah.
Penulis: Redha
Editor: Andrian