website murah
website murah
website murah
website murah

Musim Hujan Tiba, DLH Katingan Ingatkan Potensi Banjir dan Penyakit

INTIMNEWS.COM, KASONGAN – Kabupaten Katingan mulai memasuki musim penghujan. Data curah hujan yang dihimpun BMKG menunjukkan tren peningkatan signifikan sejak awal September 2025. Kondisi ini membuat potensi banjir di sejumlah wilayah patut diwaspadai.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Katingan, Yobie Sandra, S.STP didampingi Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusahakn Lingkungan Arifta, S.Pi, menyampaikan bahwa musim kemarau tahun ini lebih pendek dibanding tahun lalu.

“Musim kemarau hanya berlangsung empat bulan, dari Juni hingga September 2025, dengan puncak di Agustus,” kata Yobie Sandra di Aula Dinas Lingkungan Hidup Katingan, kepada beberapa awak media, Rabu (17/9/2025).

Berdasarkan pantauan hotspot, tercatat 116 titik pada Juli dan 44 titik di Agustus. Namun, memasuki September, jumlah titik panas menurun drastis hanya 10 titik.

“Ini menandakan perubahan musim sudah mulai terjadi,” ujarnya.

Data meteorologi juga menunjukkan curah hujan melonjak tajam. Dari hanya 115 mm di Agustus, angka itu meningkat jadi 272 mm pada awal hingga pertengahan September. Sebagian besar wilayah Katingan kini resmi memasuki musim penghujan.

Untuk sepekan ke depan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diprediksi mendominasi. Secara bulanan, curah hujan pada September diperkirakan berkisar 200-300 mm, kategori normal. Namun pada Oktober, curah hujan bisa meningkat hingga 300-400 mm per bulan, atau kategori di atas normal.

Musim hujan diperkirakan berlangsung lebih lama, dari akhir September 2025 hingga Februari 2026. Puncaknya diprediksi terjadi pada November hingga Desember. Kondisi ini harus diantisipasi karena berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.

“Mitigasi harus ditingkatkan, termasuk menghadapi banjir, genangan air di pemukiman, dan tanah longsor,” tegas Yobie.

Ia juga mengingatkan dampak sekunder yang mungkin muncul, seperti meningkatnya risiko penyakit diare dan demam berdarah dengue (DBD).

Potensi banjir di Katingan dinilai cukup besar, terutama pada November-Desember. Selain curah hujan tinggi, faktor lain yang memperparah adalah sedimentasi sungai yang terjadi setiap tahun. Hal itu membuat fungsi aliran sungai tidak maksimal.

“Sedimentasi menyebabkan aliran air dari hulu ke hilir terhambat hingga bermuara ke laut. Akibatnya, air menggenang lebih lama, terutama di wilayah tengah dan hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Katingan,” pungkasnya.

Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan