INTIMNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menanggapi keluhan masyarakat terkait kenaikan harga beras di Indonesia. Ia menilai publik terlalu reaktif, padahal kenaikannya tidak setinggi di Jepang.
“Sekarang ini baru naik saja sedikit ribut. Jepang sudah Rp 100 ribu per kilo harga beras hari ini,” ujar Amran saat rapat bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 21 Agustus 2025 lalu.
Pernyataan itu langsung ditanggapi Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Menurutnya, perbandingan harga beras di Indonesia dan Jepang tidak tepat karena perbedaan pendapatan per kapita kedua negara.
“Enggak bisa dibandingkan dengan Jepang. Income per capita kita juga sudah lain, Pak,” kata politikus Partai Gerindra itu.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga beras memang terus merangkak naik dalam sebulan terakhir, periode 21 Juli–21 Agustus 2025. Harga beras medium naik 0,67 persen atau Rp100, dari Rp15.000 menjadi Rp15.100 per kilogram. Sementara itu, harga beras premium naik 0,60 persen atau Rp100, dari Rp16.700 menjadi Rp16.800 per kilogram.
Sementara di Jepang, harga beras justru berangsur turun. Pada Mei 2025, harga beras sempat menyentuh 5.000 yen atau sekitar Rp500 ribu per 5 kilogram. Namun per 15 Juni 2025, harganya turun menjadi 3.920 yen atau sekitar Rp400 ribu per 5 kilogram.
Untuk meredam gejolak harga, pemerintah menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 1,3 juta ton selama periode Juli–Desember 2025. (**)
Editor: Andrian