INTIMNEWS.COM, KASONGAN – Bunda PAUD, Guru sekaligus Bunda Literasi Kabupaten Katingan, Sumiati Saiful, menilai era digitalisasi 5.0 menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan. Guru, kata dia, kini dituntut memiliki keterampilan bernalar dan berpikir kritis di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
“Pembelajaran mendalam dirancang agar siswa mampu berpikir cerdas, kreatif, dan logis. Guru harus terus belajar tanpa henti, lebih banyak praktik daripada teori, serta melibatkan siswa secara aktif,” ungkap Sumiati kepada beberapa wartawan, Senin (11/8/2025).
Menurut Sumiati, pemanfaatan media kreatif sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Ia bahkan mengibaratkan guru di era digital seperti CPU yang membutuhkan input cerdas untuk menghasilkan output berkualitas.
“Kalau inputnya bagus, outputnya juga pasti berkualitas. Guru adalah kuncinya,” tegasnya.
Ia berharap pelatihan teknologi pendidikan bisa rutin dilakukan. Pasalnya, masih banyak guru yang belum melek digital dan kesulitan beradaptasi dengan metode pembelajaran modern.
Tak hanya itu, Sumiati juga menyoroti masalah kedisiplinan sebagian guru. Ia menyebut masih ada oknum guru yang mengajar seminggu lalu libur seminggu dengan alasan pekerjaan lain.
“Sumpah jabatan harus jadi kitab suci bagi guru. Kalau komitmen mengajar longgar, kasihan anak-anak kita,” ucapnya.
Sumiati menilai tingkat literasi di Katingan masih rendah. Menurutnya, penggunaan gawai berlebihan, masalah gizi, dan lemahnya kemampuan bernalar menjadi faktor penyebab.
Sebagai langkah perbaikan, PKK Pokja II akan membangun pojok-pojok buku di berbagai titik.
“Kita ingin anak-anak terbiasa membaca buku dan mencari pengetahuan dari sumber yang benar. Kita mewujudkan anak-anak generasi Katingan yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia,” pungkasnya.
Editor: Andrian