website murah
website murah
website murah
website murah

Kronologi Penembakan di Kotim: Perselisihan Pekerjaan Berakhir di UGD

Hasil Rontgen sebelum peluru dikeluarkan dari tangan korban. (Ist)

INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kasus penembakan yang terjadi di jalan Teratai Lima, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Sabtu 18 Oktober 2025 lalu di sinyalir karena adanya permasalahan pekerjaan.

Korban berinisial M menjelaskan kejadian bermula saat dirinya datang kerumah pelaku berinisial H untuk meluruskan masalah pekerjaan dan berupaya menebus kembali sepeda motornya.

“Jadi pada hari itu saya dan istri datang kerumah H untuk menanyakan kejelasan masalah kerjaan dan saya mau tebus sepeda motor,” ungkap M, Jumat 24 Oktober 2025.

Ia menyebut uang untuk membeli kembali motor sudah dipegang oleh istrinya, dan istrinya sempat masuk ke rumah H yang terlibat dalam perselisihan tersebut.

Suasana memanas ketika tuan rumah menolak menyerahkan motor kepada M, bahkan sempat marah-marah. Pada saat bersamaan si H lari keluar dari rumahnya sembari membuka atau memperlihatkan senjata tajam jenis pisau.

“Dia ngeluarkan pisau, otomatis saya bela diri, dengan mengeluarkan airsoft gun,” katanya.

Dirinya mengungkapkan terkait keberadaan senjata, senjata tersebut bukan senjata api (senpi) sesuai dengan berita sebelumnya melainkan jenis airsoft gun untuk olahraga.

“Saya memang memiliki senjata dan ini ada dirumah saya. Ini jenisnya airsoft gun, dan alat olah raga,” ungkapnya.

Bahkan, meski situasi pada saat itu telah memanas ia tidak ada menarik pelatuk dan hanya menodongkan saja sebagai bentuk peringatan sebab melihat si H membawa pisau yang diselipkan di pinggang sebelah kiri.

“Tidak menembak atau menarik pelatuk. Hanya menodongkan sebagai bentuk peringatan, bukan menembak, kalau saya memang mau menembak dari awal sudah saya lakukan dengan jarak lima meter pasti si H akan jadi korban,” jelasnya.

Merasa situasi sudah sangat panas, M bersama istri dan anaknya berencana pergi dari lokasi tersebut dan masuk ke dalam mobil.

Akan tetapi, tiba-tiba tanganya sempat dipegang oleh pihak lain yang merupakan kakak dari H, sehingga terjadi tarik-menarik.

Ia mengaku refleks mengarahkan tangan ke belakang dan posisi senjata sempat terangkat, namun menegaskan tidak ada upaya untuk menembak.

“Waktu saya masuk mobil tangan saya ditarik oleh kakaknya si H dan tangan saya refleks mengarahkan tangan ke belakang dan senjata sempat diangkat,” ungkapnya.

Pada saat tangan M dipegang oleh kakak si H, M dengan tegas mengatakan jika datang hanya untuk mengurus masalah pekerjaan dengan si H, suasana tetap tegang dan ada percobaan perebutan terhadap senjatanya.

Namun pada saat tangan M dipegang oleh kakal si H, pelaku datang membawa senapan angin dan menembakan ke arah tangan M hingga mengenai pergelangan tangannya.

“Saya datang mengurus masalah pekerjaan dan saat mau pulang tangan saya dipegang oleh abangnya dan disenderkan ke badan mobil. Saat itu juga H datang membawa senapan angin dan tangan saya tertembak, saya tidak tahu target atau arahnya kemana senjata si H itu, namun tiba-tiba tembakan itu mengenai pergelangan tangan saya, peluru tembus hingga dekat dengan tulang siku,” ungkapnya.

Sekali lagi dia menegaskan jika pada saat kejadian dirinya tidak mengeluarkan tembakan dan hanya menodongkan air softgun itu dalam bentuk membela diri karena H awalnya mengeluarkan pisau.

“Saya sudah pergi jarak sekitar 20 meter dari dari lokasi saya parkir mobil, saya berhenti menoleh ke belakang melihat istri dan anak saya yang masih di rumah si H, si H kembali keluar mengacungkan parang sambil bersuara ‘salah kamu cari musuh’. Lalu saya membalas bajingan kok berani mengancam orang di depan rumah, usai itu saya langsung pulang dan menuju ke UGD RSUD dr Murjani Sampit,” demikiannya.

Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan