website murah
website murah
website murah
website murah

Kasus Bullying di Kalteng Meningkat, DPRD Desak Penanganan Cepat

Anggota DPRD Kalteng, Sudarsono. (Ist)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA Sorotan keras terhadap meningkatnya tindakan perundungan (bullying) di lingkungan pendidikan kembali mencuat di Kalimantan Tengah (Kalteng). Anggota DPRD Provinsi Kalteng, Sudarsono, mendesak sekolah dan orang tua untuk tidak menutup mata terhadap kasus kekerasan psikologis maupun fisik yang dialami peserta didik.

Ia menilai, penanganan serius harus dilakukan sejak tingkat paling awal agar tidak berkembang menjadi ancaman yang lebih besar bagi perkembangan anak.  Pernyataan ini disampaikan Sudarsono merespons keluhan masyarakat dan sejumlah laporan terkait munculnya kasus perundungan di beberapa sekolah, Senin 6 Oktober 2025.

Menurutnya, pola kekerasan antar pelajar saat ini semakin variatif, mulai dari intimidasi langsung, komentar merendahkan, hingga serangan verbal di media sosial. Kondisi ini, kata dia, menunjukkan bahwa ruang aman bagi anak semakin terancam.

Sudarsono menegaskan bahwa sekolah memegang peran kunci dalam memastikan setiap siswa terlindungi ketika berada di lingkungan belajar. Ia mengingatkan, lembaga pendidikan tidak boleh hanya fokus pada capaian akademik dan seremonial, tetapi juga harus menjadi tempat yang menjamin keselamatan dan kesehatan mental peserta didik.

“Sekolah harus tanggap dan terbuka. Kalau ada siswa yang menjadi korban, jangan dibiarkan atau ditutup-tutupi. Begitu pula orang tua, jangan ragu untuk menyampaikan kepada pihak sekolah agar bisa segera ditangani,” ujar Sudarsono.

Ia mengkritik sikap sebagian sekolah yang dianggap masih memilih menyembunyikan kasus demi menjaga citra lembaga pendidikan. Menurutnya, budaya menutup-nutupi justru memperburuk keadaan karena korban menjadi semakin tertekan, sementara pelaku tetap bebas tanpa sanksi yang mendidik.

Lebih jauh, politisi Partai Golongan Karya ini menekankan bahwa tindakan perundungan tidak bisa dianggap masalah kecil. Dampaknya berpotensi besar terhadap kondisi psikologis anak, motivasi belajar, dan kepercayaan diri, bahkan dapat meninggalkan trauma panjang yang mempengaruhi masa depan mereka.

“Masalah perundungan menyangkut kejiwaan anak, jadi tidak boleh dianggap sepele. Jika terjadi, sekolah harus segera mengetahui dan mengambil langkah cepat untuk menanganinya,” tegasnya.

Sudarsono juga mengimbau masyarakat untuk berani melapor apabila mengetahui adanya tindakan perundungan, baik secara langsung maupun di ruang digital. Pelibatan publik, kata dia, penting agar setiap kasus memperoleh perhatian dan penanganan yang proporsional tanpa membiarkan korban berjuang sendirian.

Ia mendorong pembentukan sistem pelaporan yang aman dan mudah, serta peningkatan literasi tentang bahaya bullying bagi siswa, guru, dan orang tua. Bentuk edukasi preventif dinilai jauh lebih efektif dibanding penanganan setelah korban mengalami tekanan berat.

Menutup pernyataannya, Sudarsono berharap kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat terus diperkuat untuk menciptakan budaya pendidikan yang aman, ramah, dan bebas kekerasan di seluruh wilayah Kalteng. Lingkungan belajar yang sehat, tegasnya, adalah fondasi utama untuk melahirkan generasi yang berprestasi dan berkarakter.

Editor: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan