INTIMNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo menyerukan pentingnya keadilan fiskal bagi daerah penghasil sumber daya alam (SDA). Hal itu disampaikan saat menjadi panelis dalam CNN Indonesia Leadership Forum bertema “Pilar Nusantara, Penopang Asta Cita” yang berlangsung di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa 14 Oktober 2025.
Dalam forum tersebut, Edy menyampaikan bahwa Kalimantan Tengah merupakan salah satu penopang utama perekonomian nasional, berkat kontribusi besar dari sektor perkebunan dan pertambangan. Namun, menurutnya, sistem pembagian dana bagi hasil antara pusat dan daerah masih belum mencerminkan asas keadilan.
“Kalimantan Tengah memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Hanya di sektor kelapa sawit saja, luasnya mencapai sekitar tiga juta hektare. Itu belum termasuk sektor kehutanan dan pertambangan seperti batu bara, silika, sirkon, dan bauksit. Tapi dana bagi hasil yang kita terima belum sebanding dengan besarnya kontribusi daerah terhadap kas negara,” tegas Edy.
Ia menjelaskan, meskipun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor SDA mencapai ratusan triliun rupiah secara nasional, porsi yang diterima daerah penghasil seperti Kalimantan Tengah masih kecil. Kondisi ini berdampak pada lambatnya percepatan pembangunan infrastruktur dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat di pedalaman.
Edy menilai, pembagian hasil yang proporsional akan mempercepat pemerataan pembangunan antarwilayah. Dengan dukungan fiskal yang lebih adil, daerah mampu membangun jaringan jalan, jembatan, dan fasilitas publik yang membuka akses ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan warga.
“Kalau daerah penghasil diberi ruang fiskal yang cukup, kita bisa membangun lebih cepat, mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tambah, dan menggerakkan ekonomi lokal. Ini akan mengurangi ketimpangan dan memperkuat daya saing daerah,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi industri di daerah penghasil agar manfaat SDA tidak hanya berhenti di eksploitasi bahan mentah. Dengan dukungan investasi dan infrastruktur, daerah seperti Kalimantan Tengah bisa menjadi pusat produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Keadilan fiskal bukan hanya tentang pembagian uang, tetapi tentang memberikan kesempatan yang sama bagi daerah untuk tumbuh dan berdaya. Ini bagian dari semangat membangun Indonesia dari pinggiran,” tutur Edy menutup pernyataannya.
Forum yang dihadiri para kepala daerah, akademisi, dan pemangku kepentingan ekonomi nasional itu menjadi ruang strategis untuk memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
Penulis Redha
Editor Andrian