website murah
website murah
website murah
website murah

Kades Diduga Hindari Tes Urine di Sosialisasi Narkoba DPRD Kotim

INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang digelar di Gedung DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) pada Senin (17/11/2025) mendadak diwarnai kegaduhan. Di tengah kegiatan yang melibatkan BNNK Kotim dan Gerakan Dayak Anti Narkoba (GDAN), muncul kabar bahwa seorang kepala desa (kades) diduga meninggalkan lokasi secara tiba-tiba saat tes urine akan dimulai.

Kabar itu beredar di lingkungan internal DPRD tak lama setelah sejumlah peserta diarahkan mengikuti pemeriksaan urine. Kejadian tersebut sontak memicu tanda tanya di antara peserta maupun panitia kegiatan.

Menurut salah satu pegawai DPRD yang enggan disebutkan namanya, kades tersebut terlihat bergegas keluar ruang paripurna sebelum tes urine dilakukan. Perilakunya disebut janggal karena ia bahkan meninggalkan beberapa barang pribadi di dalam ruangan.

Sumber itu menyebut alasan yang disampaikan sangat mendadak. “Memang ada satu kades yang keluar katanya ada rapat Plasma,” ujar pegawai tersebut kepada wartawan.

Dugaan kaburnya seorang kades tersebut langsung menyebar ke berbagai sudut gedung DPRD. Sejumlah peserta tampak membicarakan insiden itu meski belum ada keterangan resmi terkait kebenaran informasi tersebut.

Tes urine tersebut merupakan rangkaian wajib setelah sosialisasi anti narkoba selesai dilaksanakan. Pesertanya mencakup para kepala desa, lurah, camat, bahkan anggota DPRD Kotim yang hadir dalam kegiatan.

Kegiatan sidak kesehatan itu digelar sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah bersama BNN dalam memastikan aparatur pemerintahan bebas dari pengaruh narkoba.

Kepala BNNK Kotim, AKBP M. Fadli, menjelaskan bahwa tes urine bagi peserta bukan sekadar pemeriksaan biasa, tetapi diharapkan menjadi contoh nyata bagi masyarakat luas.

“Jika ada yang positif, akan kami klarifikasi mendalam. Bisa saja karena konsumsi obat karena sakit. Tapi kalau terbukti menggunakan barang terlarang, harus segera direhabilitasi,” tegas Fadli.

Ia menyebut bahwa pemeriksaan secara cepat diperlukan agar tindakan lanjutan bisa segera diambil bila ada peserta yang terbukti menggunakan narkotika.

Fadli menyatakan bahwa hasil pemeriksaan sementara menunjukkan seluruh peserta dinyatakan negatif. Namun, ia tidak menepis adanya mekanisme lanjutan jika ditemukan indikasi tertentu.

“Sedini mungkin diobati, jangan menunggu lama. Kalau ada yang terindikasi, segera kita tangani,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa BNNK Kotim akan berkoordinasi dengan BNN Provinsi Kalimantan Tengah untuk proses rehabilitasi bila ada peserta yang terbukti sebagai pengguna.

Menurutnya, fasilitas rehabilitasi telah dipersiapkan melalui kerja sama dengan RSUD dr. Murjani Sampit, sehingga peserta yang membutuhkan dapat tertangani secara medis dan psikologis.

“Kami fasilitasi rehabilitasi bagi pengguna yang terlanjur memakai agar mereka bisa pulih,” tuturnya.

Meski kabar mengenai salah satu kades yang diduga kabur masih simpang siur, pihak DPRD maupun BNNK Kotim belum memberikan penjelasan tambahan. Publik kini menantikan kejelasan terkait peristiwa tersebut. (JMY)

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan