website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

Jual Pentol Ditemani Judol, Jurus Kilat Gandakan Rezeki?

Salah satu paman pentol jajakan jualan sambil main judol. (Andrian)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Perut yang keroncongan di tengah malam sudah pasti akan terobati saat melipir ke paman pentol. “Kota Cantik” Palangka Raya tak kalah dengan daerah lain dalam hal menyediakan penjual pentol yang mampu stand by hingga waktu subuh.

Diiringi cuaca yang gerimis karena masih masuk waktu pergantian musim. Aroma pentol hangat bisa makin memikat hidung yang siaga mencari makanan pengganjal perut.

Ruas jalan Yos Sudarso jadi salah satu opsi untuk mencicipi pentol di Palangka Raya. Malam itu, saya pun berhenti di gerobak yang sedari tadi terlihat sepi. Rasanya lebih asik mencucuk pentol tanpa ada “saingan” alias pembeli yang lain.

Uap panci pun mengudara sesaat setelah paman pentol membukanya. Tak usah menunggu lama, karena terbiasa, tangan sudah otomatis memilih pentol dan tahu yang berjodoh untuk disantap.

Namun ada yang lain dari suasana mencucuk kali ini. Rupanya sang paman sedang menunggu dagangannya habis sembari memainkan judi online (judol).

“Biar ga gabut kah, paman?,” tanyaku coba memulai dialog.

Sambil membuatkan minuman, paman yang tak ingin disebut namanya itu menjawab jika itu hanya main-main saja.

“Saya mainnya kecil mas, paling top up Rp 50 Ribu. Sepi juga kan kalau nunggu pembeli saja, apalagi malam terus hujan begini,” ujarnya.

“Kalau pun hoki, kan ga banyak juga mas. Top upnya kecil. Kadang tergiur buat isi lebih banyak juga,” sambung paman pentol itu.

Judol sendiri merupakan aktivitas taruhan atau permainan yang dilakukan melalui internet. Di mana pemain mempertaruhkan uang atau nilai lainnya untuk kesempatan memperoleh keuntungan.

Bulan lalu, Gubernur Agustiar Sabran menyebut jika di Kalteng termasuk nomor tiga besar dalam aktivitas judol. “Masalah judi online, Kalteng ini termasuk nomor tiga, hebat, bahkan Kalteng ini makmur sekali,” ujar Agustiar, Selasa 8 April 2025. Hal itu ia sampaikan saat apel perdana pascalibur Lebaran.

Disinggung hal tersebut, paman pentol mengamini maraknya permainan judol di lingkungan sekitarnya, termasuk di antara para pedagang kecil.

“Banyak mas. Bahkan sampai ada yang rugi besar, rumahnya kejual. Kalau itu yang sudah parah, sudah berani taruhan puluhan juta mungkin,” ucapnya.

Baginya, judol hanya untuk sedikit mengobati kesuntukan saja. Namun bagi sebagian orang, bisa jadi judol adalah sarana untuk melipatgandakan uang.

Trend judol sebenarnya tidak hanya di lingkungan para pelaku usaha, marak juga terlihat para mahasiswa yang dikata sebagai agen perubahan, tak malu memperlihatkan aktivitas mereka memutar uang lewat jalur “langit” ini.

Di cafe, rumah makan, tongkrongan, bahkan mungkin di kampus, perbincangan soal nasib sial dan beruntung dalam memainkan game ini sering jadi bahasan mereka.

Pemerintah sebenarnya sudah sering menyampaikan komitmen mereka untuk memerangi judol. Dari blokir situs, pemutusan akses, penindakan hukum, sosialisasi, hingga kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi dan lembaga terkait. Namun, bukannya berhenti, situs baru makin tak terbendung tersebar di masyarakat.

Sesaat paman pentol sedikit bergumam soal perbincangan efek negatif judol. “Halah! Kan orang-orang pemerintah juga banyak yang main mas, oknum keamanan mungkin juga ada yang main. Karena main di HP, jadi semua orang sebenarnya bisa aja nanti coba-coba. Menkominfo yang dulu itu juga berita terbarunya terlibat izin judol,” bebernya sambil menyirami pentol dan tahu dengan kuah hangat.

Nampaknya, tugas menghentikan rantai judol di Indonesia bukan hal yang mudah. Selain aksesnya yang mudah, iming-iming kemudahan melipatgandakan rezeki sering kali jadi alasan orang terus memainkannya.

Penulis: Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan