
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Gelaran Huma Betang Night yang digagas oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak hanya menjadi ruang hiburan bagi masyarakat, tetapi juga terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Kegiatan yang dilaksanakan secara berkala di Bundaran Besar Palangka Raya itu disebut mampu menggerakkan roda perekonomian warga, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, Leonard S. Ampung menyebut bahwa perputaran uang yang terjadi selama pelaksanaan acara tersebut mencapai setengah miliar rupiah dalam satu malam.
“Di Huma Betang Night itu, kami hitung-hitung ada sekitar Rp500 juta peredaran uang yang terjadi. Itu berasal dari transaksi UMKM, kuliner, pedagang kaki lima, dan sektor jasa lainnya,” ujar Leo, Selasa 15 Juli 2025.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini telah menjadi magnet ekonomi baru bagi masyarakat Palangka Raya. Para pelaku usaha lokal diberi ruang untuk menjajakan produk mereka, mulai dari makanan, kerajinan tangan, hingga pertunjukan seni.
“Bukan hanya hiburan, ini juga kesempatan usaha bagi masyarakat kecil. Banyak pedagang yang biasanya sepi, jadi ramai karena pengunjung datang dari berbagai wilayah,” ungkapnya.
Leo menegaskan, pemerintah tidak hanya berfokus pada aspek budaya dan sosial dalam penyelenggaraan Huma Betang Night, tetapi juga secara serius merancangnya sebagai penggerak ekonomi rakyat. “Ini bagian dari pemulihan dan penguatan ekonomi pasca pandemi. Pemerintah berupaya menciptakan event yang membawa manfaat langsung ke masyarakat, bukan hanya seremonial,” ujarnya.
Selain UMKM, sektor lain seperti ojek, parkir, jasa kebersihan, dan pelaku seni pertunjukan juga ikut merasakan dampaknya. Leo menuturkan, pelibatan mereka dalam kegiatan ini merupakan bentuk konkret pembangunan berbasis kerakyatan.
“Bayangkan, satu malam saja bisa setengah miliar. Itu bukti nyata bahwa acara ini berdampak. Bahkan banyak yang berharap frekuensinya ditambah,” tambahnya.
Lebih jauh, ia menyebut Huma Betang Night dapat menjadi salah satu ikon wisata kota sekaligus agenda unggulan daerah jika dikelola secara konsisten dan profesional. “Jika ini terus berjalan dan dikembangkan, bisa jadi kekuatan ekonomi kreatif yang tumbuh dari akar budaya lokal. Masyarakat bahagia, ekonomi bergerak, dan kota jadi hidup,” tuturnya.
Leo juga mengimbau masyarakat untuk mendukung kegiatan positif semacam ini, sembari tetap menyampaikan masukan yang membangun kepada pemerintah agar pelaksanaannya semakin optimal di masa mendatang.
Editor: Andrian