
PALANGKA RAYA, INTIMNEWS.COM— Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Tengah (Kalteng), Okki Maulana, menyoroti peran strategis generasi muda dalam mendorong kemajuan pembangunan daerah. Menurutnya, anak muda memiliki potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat transformasi di berbagai sektor.
Okki menegaskan bahwa kreativitas dan penguasaan teknologi yang dimiliki generasi muda merupakan aset berharga bagi pembangunan. Ia meyakini, semangat dan kemampuan inovatif generasi muda dapat memberikan kontribusi konkret terhadap peningkatan kualitas layanan publik maupun pengembangan ekonomi daerah.
“Anak muda saat ini memiliki kecakapan teknologi dan pemikiran kreatif yang luar biasa. Ini adalah kekuatan penting dalam mendukung transformasi sosial dan pembangunan,” ujar Okki, Kamis (23/1/2025).
Menurutnya, generasi muda memiliki pemahaman yang kuat terhadap perkembangan teknologi digital, yang dapat diterjemahkan menjadi berbagai solusi efektif dalam mendukung program pembangunan. Hal ini mencakup bidang pendidikan, pelayanan publik, hingga peningkatan produktivitas sektor usaha kecil.
“Dengan teknologi, generasi muda bisa menciptakan inovasi yang mempercepat pelayanan masyarakat dan mengefisienkan program pemerintah,” katanya.
Okki juga menggarisbawahi kepekaan sosial yang dimiliki generasi muda sebagai modal penting. Kepedulian terhadap isu-isu lingkungan, ketimpangan sosial, hingga keberlanjutan pembangunan menjadi ciri khas yang perlu diarahkan secara tepat oleh pemerintah.
“Mereka peka terhadap masalah sosial dan lingkungan, dan ini perlu diarahkan agar menjadi gerakan yang membangun, bukan hanya reaktif,” tambahnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa semangat dan potensi generasi muda tidak akan berkembang maksimal tanpa dukungan kebijakan yang memadai dari pemerintah daerah. Oleh karena itu, peran negara dan pemerintah daerah sangat penting dalam menciptakan ekosistem yang ramah bagi tumbuh kembangnya kreativitas anak muda.
“Dukungan konkret dari pemerintah menjadi penentu keberhasilan peran generasi muda dalam pembangunan. Harus ada kebijakan yang mendorong dan membuka ruang bagi mereka,” tegasnya.
Beberapa bentuk dukungan yang ia dorong meliputi penyediaan pelatihan berbasis teknologi, inkubasi bisnis untuk wirausahawan muda, serta akses terhadap pendanaan dan jaringan pasar yang lebih luas. Menurutnya, hal ini penting untuk menciptakan generasi yang mandiri dan berdaya saing.
“Kita perlu menyiapkan ruang-ruang aktualisasi yang konkret, seperti pelatihan, pendampingan usaha, hingga fasilitas inkubator inovasi di daerah,” ucap Okki.
Ia juga menyampaikan bahwa kolaborasi antara generasi muda dan pemerintah menjadi salah satu kunci utama dalam mempercepat pembangunan yang progresif dan inklusif. Kolaborasi ini menurutnya harus dibangun atas dasar kepercayaan, keterbukaan, dan semangat gotong royong.
“Kolaborasi yang sehat antara pemuda dan pemerintah akan menghasilkan kebijakan yang lebih relevan dan solusi yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menilai generasi muda tidak boleh dipandang hanya sebagai objek pembangunan, melainkan harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku utama pembangunan itu sendiri.
“Pemuda bukan sekadar penerima manfaat pembangunan, tetapi harus dilibatkan secara aktif dalam proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan,” jelasnya.
Ia juga mendorong agar forum-forum kepemudaan di daerah dapat diberdayakan secara optimal, baik dalam ranah sosial, lingkungan, maupun ekonomi kreatif. Menurutnya, forum ini dapat menjadi ruang sinergi antaride dan inovasi lintas sektor.
“Kita punya banyak komunitas dan forum kepemudaan yang bisa dilibatkan dalam pembangunan. Pemerintah tinggal mendukung secara berkelanjutan,” katanya.
Okki berharap, dengan peran aktif yang diberikan, generasi muda di Kalteng tidak hanya menjadi penggerak lokal, tetapi juga menjadi aktor perubahan nasional yang membawa nilai-nilai kemajuan dan keberlanjutan.
“Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi tentang menciptakan masa depan daerah yang lebih berdaya, seimbang, dan adil bagi semua lapisan masyarakat,” tambahnya.
Ia menutup pernyataannya dengan mengajak semua pihak, termasuk sektor pendidikan, swasta, dan masyarakat, untuk turut serta menciptakan ekosistem pembangunan yang memberi ruang bagi lahirnya pemimpin muda yang berkualitas.
“Kita butuh regenerasi kepemimpinan yang lahir dari proses pembangunan itu sendiri. Maka, generasi muda harus disiapkan sejak sekarang,” pungkasnya.
Penulis : Andrian