INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, dr. Suyuti Syamsul, mengungkapkan bahwa meskipun kasus diabetes pada anak dan remaja di Kalteng masih jarang ditemukan, namun tetap perlu diwaspadai adanya kondisi tertentu, seperti juvenile diabetes, yang bisa terjadi sebagai penyakit bawaan.
“Untuk anak-anak, kasus diabetes masih jarang terjadi. Namun, kita harus tetap waspada terhadap diabetes tipe juvenil, yang merupakan penyakit bawaan yang dapat mempengaruhi anak sejak lahir,” ujar dr. Suyuti, Jumat 14 November 2025.
Menurut dr. Suyuti, meskipun kasus diabetes pada anak dan remaja belum menunjukkan angka signifikan, peningkatan prevalensi diabetes di kalangan masyarakat lebih banyak dipengaruhi oleh bertambahnya usia harapan hidup. Seiring dengan peningkatan usia, risiko gangguan fungsi insulin dan pankreas pun semakin besar, yang menyebabkan angka penderita diabetes pada orang dewasa meningkat.
“Dulu, banyak orang yang meninggal pada usia 40 tahun, sehingga mereka tidak sempat mengidap diabetes. Namun, dengan meningkatnya usia harapan hidup, kita mulai melihat peningkatan jumlah penderita diabetes,” tambahnya.
Peningkatan kasus diabetes, menurut dr. Suyuti, tidak hanya terkait dengan usia, tetapi juga faktor gaya hidup masyarakat. Mengingat pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok yang semakin marak, diabetes kini menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang berusia lebih tua.
“Meskipun begitu, kita masih bisa melakukan pencegahan agar kasus diabetes baru muncul pada usia yang lebih tua. Salah satunya dengan menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan merokok,” jelas dr. Suyuti.
Lebih lanjut, dr. Suyuti mengimbau agar masyarakat, khususnya generasi muda, lebih peduli terhadap gaya hidup sehat sejak dini. Ia menekankan bahwa edukasi kesehatan menjadi kunci untuk mencegah diabetes berkembang lebih luas di kalangan generasi muda.
“Penting untuk mengedukasi masyarakat, terutama remaja, mengenai pentingnya menjaga pola hidup sehat. Dengan gaya hidup yang sehat, kita bisa menunda atau bahkan mencegah perkembangan diabetes meskipun pada usia lanjut,” ungkapnya.
Selain itu, dr. Suyuti juga mengajak perangkat daerah dan instansi terkait untuk terus bekerja sama dalam memberikan edukasi tentang pencegahan diabetes. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat, serta mengurangi angka penderita diabetes yang semakin meningkat.
Pencegahan diabetes bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga merupakan kewajiban bersama dalam menjaga kesehatan masyarakat. Dr. Suyuti menekankan bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan, dan melalui upaya bersama, angka penderita diabetes di Kalteng dapat ditekan.
Sebagai langkah lanjutan, Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng berencana untuk terus menggelar berbagai program edukasi kesehatan yang menyasar semua lapisan masyarakat, dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Program ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih baik tentang pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah diabetes.
Pencegahan diabetes sejak dini, lanjutnya, juga akan mengurangi beban biaya pengobatan di masa depan, yang kerap kali membebani keluarga dan pemerintah. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa gaya hidup sehat bukan hanya soal kebugaran, tetapi juga soal menjaga kualitas hidup yang lebih baik di masa tua.
“Kita tidak hanya berbicara soal penurunan angka penderita diabetes, tetapi juga soal meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan gaya hidup sehat, kita bisa memastikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutup dr. Suyuti.
Penulis: Redha
Editor: Andrian









