INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Meningkatnya tinggi air di wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memunculkan kekhawatiran bagi warga. Banjir yang melanda beberapa kecamatan dalam beberapa hari terakhir memicu kewaspadaan terhadap kemunculan buaya di pemukiman.
Daerah terdampak banjir antara lain Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya Hilir Utara, hingga Seranau. Kondisi ini dinilai rawan mengundang predator air ke permukiman warga.
Anggota DPRD Kotim, Wahito Fajriannoor, mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan situasi. Ia menekankan bahwa kejadian buaya masuk ke pemukiman pernah terjadi sebelumnya dan dapat terulang.
“Air pasang sekarang tinggi dan sudah menyebabkan banjir di beberapa lokasi. Dulu pernah ada buaya besar masuk halaman rumah warga di Samuda Kota ketika air sedang pasang,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).
Wahito menegaskan bahwa periode malam hari menjadi waktu paling rawan. Minimnya pencahayaan dan masih adanya aktivitas warga di luar rumah meningkatkan risiko serangan predator.
“Kalau siang lebih mudah terlihat. Tapi kalau malam, apalagi anak-anak masih sering keluar, itu sangat berisiko. Predator bisa muncul tanpa disadari,” katanya.
Menurut Wahito, pergerakan buaya kini menjangkau area lebih luas, dari Samuda hingga Teluk Sampit. Kenaikan permukaan air memudahkan predator berpindah dari sungai besar ke anak sungai bahkan menuju permukiman.
“Saat air naik, buaya bisa bergerak ke mana saja. Ini pernah terjadi dan bisa terulang kalau warga lengah,” tegasnya.
Selain faktor predator, anggota dewan itu menyoroti pendangkalan sungai dan saluran air yang tersumbat. Kondisi ini memperparah genangan dan memudahkan hewan liar terbawa arus ke pemukiman.
Wahito menyarankan warga membatasi aktivitas di tepi sungai, terutama pada malam hari, dan segera melapor jika melihat kemunculan buaya.
Ia juga meminta pemerintah daerah melalui instansi terkait untuk melakukan normalisasi sungai secara menyeluruh dan membersihkan drainase secara berkala.
Langkah ini penting untuk mengurangi risiko banjir dan mencegah hewan liar masuk ke lingkungan warga.
“Kalau aliran sungai lancar, air cepat turun dan buaya tidak mudah naik ke darat. Ini penting menjadi perhatian bersama,” pungkas Wahito.
Pihaknya menekankan pentingnya kesadaran warga dan kerja sama dengan pemerintah untuk meminimalkan potensi bahaya dari predator air ini.
Wahito berharap dengan langkah pencegahan yang tepat, banjir rob dan kemunculan buaya dapat dikelola sehingga keselamatan masyarakat tetap terjaga.
Selain itu, ia mengimbau seluruh pihak untuk selalu waspada dan melaporkan kondisi darurat agar respons cepat dapat dilakukan. (JMY)