website murah
website murah
website murah
website murah

DPRD Kotim Serukan Segera Normalisasi Sungai Mentaya Mengatasi Banjir

Wakil Ketua II DPRD Kotim, Rudianur. (Ibrahim jm)

INTIMNWS.COM, SAMPIT – Wakil Ketua II DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) Rudianur menyoroti kondisi Sungai Mentaya yang dinilai semakin berdampak terhadap banjir rob di wilayah pesisir. Masalah pendangkalan di sungai ini dinilai mendesak untuk segera ditangani oleh pemerintah.

Menurut Rudianur, genangan air yang terjadi beberapa pekan terakhir bukan disebabkan oleh curah hujan semata. Fenomena pasang laut yang tidak dapat kembali ke laut dengan cepat menjadi faktor utama terjadinya banjir.

“Ini banjir rob, bukan banjir hujan. Saat air laut naik, rumah warga langsung kemasukan air. Begitu turun hujan, air tidak bisa kembali karena alirannya tersendat. Ini terjadi karena muara makin dangkal,” ujar Rudianur, Jumat (14/11/2025).

Ia menambahkan, normalisasi sungai yang pernah digagas pemerintah daerah seharusnya tidak berhenti pada rencana semata. Pengerukan dari muara hingga kawasan Bagendang dan Samuda menjadi langkah paling efektif untuk jangka panjang.

Langkah normalisasi menyeluruh, kata Rudianur, akan memberikan manfaat ganda, baik bagi keselamatan warga maupun kelancaran transportasi air di Kotim.

“Kalau dilakukan pengerukan menyeluruh, kapal besar maupun kapal penumpang tidak perlu menunggu pasang. Aliran air juga lebih lancar sehingga risiko banjir berkurang,” tegasnya.

Rudianur menyoroti minimnya pemanfaatan alat berat, seperti ekskavator amfibi, yang sebenarnya bisa mempercepat proses normalisasi sungai. Ia menekankan pemerintah jangan terus berdalih soal keterbatasan anggaran.

“Setiap tahun banjir makin parah. Rumah yang sudah ditinggikan pun tetap tergenang. Artinya masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa fokus pengerukan harus dipusatkan pada titik terdangkal, yaitu kawasan muara sungai. Selama ini pengerukan lebih banyak dilakukan di bagian hulu sehingga dampaknya terhadap arus air sangat minim.

“Muaranya dulu yang harus dibuka. Kalau bagian atas yang digali, tetap tidak ada gunanya. Aliran tetap terhambat dan banjir terus terjadi,” kata Rudianur.

Politisi tersebut juga menekankan pentingnya koordinasi lintas instansi agar pengerukan dapat dilakukan tepat sasaran dan berkelanjutan. Hal ini penting agar hasil normalisasi tidak hanya sementara.

Ia mengingatkan bahwa jika langkah-langkah pencegahan dan penanganan tidak dilakukan segera, kerugian akibat banjir rob akan terus meningkat setiap tahunnya, baik bagi rumah warga maupun infrastruktur umum.

Rudianur menegaskan bahwa DPRD Kotim akan terus mengawasi pelaksanaan normalisasi sungai agar anggaran dan waktu yang digunakan tepat sasaran.

Selain itu, ia berharap masyarakat turut mengawasi dan melaporkan setiap hambatan di lapangan agar pengerukan dapat berjalan efektif dan hasilnya dapat dirasakan secara nyata.

DPRD Kotim, menurutnya, siap mendorong pemerintah daerah agar pengerukan muara segera dilaksanakan sebelum musim hujan berikutnya tiba, guna mengurangi risiko banjir rob yang setiap tahun kian meningkat.

Dengan langkah-langkah tersebut, Rudianur optimistis risiko banjir rob di wilayah pesisir Kotim dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kelancaran transportasi air dan keselamatan warga di sepanjang Sungai Mentaya. (JMY)

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan