
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah, masyarakat desa kini tak lagi hanya menjadi objek pembangunan. Mereka dituntut untuk menjadi subjek aktif yang mampu mengelola sumber daya dengan bijak dan berkelanjutan.
Hal inilah yang dirasakan oleh para inovator desa saat mengikuti ajang Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), yang digelar Selasa, 24 Juni 2025 di Palangka Raya.
Lomba yang berlangsung di Ruang Rapat Kahayan 2 Swiss-BelHotel Danum ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga ruang pembuktian bahwa masyarakat desa memiliki kapasitas dan kreativitas untuk menjawab persoalan nyata di lingkungan mereka sendiri.
Teknologi yang mereka ciptakan bukan produk rumit dari laboratorium besar, melainkan solusi sederhana, murah, mudah dirawat, namun berdampak besar terhadap kehidupan sehari-hari.
“Teknologi ini kami kembangkan untuk memudahkan warga mengolah hasil pertanian tanpa harus membeli alat mahal dari luar,” ujar salah satu peserta dari Kabupaten Gunung Mas.
Pemerintah Provinsi Kalteng, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), memberikan dukungan penuh terhadap semangat inovatif ini. Kepala Dinas PMD, H. Aryawan, menyampaikan bahwa teknologi yang dikembangkan warga harus mampu memberi nilai tambah baik secara ekonomi maupun lingkungan.
Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya masyarakat untuk produktif secara mandiri, dengan memanfaatkan potensi lokal semaksimal mungkin.
“Lewat Posyantek (Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna), warga bisa saling berbagi solusi, berbagi teknologi, bahkan mengembangkan secara kolektif sesuai kebutuhan desanya,” ujar Aryawan.
Lomba ini pun menjadi ruang untuk menampung berbagai karya inovatif dari masyarakat perdesaan. Para peserta yang hadir merupakan perwakilan terbaik dari tujuh kabupaten di Kalteng, yang sebelumnya telah disaring melalui seleksi tingkat kabupaten/kota.
Kepala Bidang Pemberdayaan Pengelolaan SDA dan Ketahanan Masyarakat, Fathuddin Noor, menyebut bahwa para finalis mewakili wajah desa yang terus bergerak maju.
Nantinya diharapkan pemenang dari lomba ini akan membawa nama Kalteng ke panggung nasional, dalam ajang Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara XVII yang akan digelar oleh Kementerian Desa di Provinsi Banten. Di sana, inovasi dari desa Kalteng akan bersaing dan mungkin menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Indonesia.
Dewan juri dalam lomba ini pun berasal dari lembaga-lembaga kredibel seperti BRIN, Kementerian Desa, dan kalangan akademisi. Mereka akan menilai bukan hanya dari sisi teknis, tetapi juga dari kebermanfaatan dan keberlanjutan inovasi tersebut bagi masyarakat luas.
Harapannya, inovasi yang lahir dari desa tidak berhenti di panggung lomba, tetapi benar-benar diadopsi dan diterapkan dalam kehidupan nyata. Karena pada akhirnya, perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil di tingkat lokal.
Editor: Andrian