website murah
website murah
website murah
website murah

DAD Kotim Protes Kebijakan PT Agrinas, Desak Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Lahan Sawit Sitaan

Ketua Harian DAD Kotim, Gahara beserta jajarannya saat diwawancara. (Utomo)

INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) protes terkait kebijakan PT Agrinas Palma Nusantara dalam mengelola ribuan hektar lahan kelapa sawit hasil sitaan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) di Kalimantan Tengah, khususnya Kotim.

Ketua Harian DAD Kotim, Gahara menegaskan bahwa protes tersebut agar PT Agrinas Palma Nusantara Lebih terbuka dalam Kerja Sama Operasional (KSO) agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

“Kemarin kita sudah sampaikan sikap kita bahwa Dewan Adat Dayak Kotim protes terhadap Agrinas. Protes ini sifatnya bagaimana Agrinas lebih terbuka dalam KSO,” kata Gahara pada Rabu 17 September 2025.

DAD Kotim juga telah menyampaikan protes mereka ke DAD Provinsi serta kepada Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran. Gahara mengatakan DAD Provinsi sepemahaman dengan pihaknya, bahkan Gubernur juga pada prinsipnya mendukung.

“Dan hal ini sudah kita sampaikan dengan DAD Provinsi, dan DAD Provinsi pun sepamahaman dengan kita. Perihal ini juga sudah kita sampaikan langsung dengan Pak Gubernur dan beliau juga secara prinsipnya mendukung,” tambahnya.

Ia mengatakan bahwa DAD Kotim juga akan memperjuangkan hal ini sampai ke pusat, karena menurutnya masyarakat adat maupun lokal, Bumdes, BUMD, juga koperasi serta pengusaha-pengusaha lokal harus terlibat dalam hal ini demi kepentingan daerah dan masyarakat di sekitar kebun.

“Kita punya kelembagaan adat. Kita juga punya pesantren di sini, yayasan, pengusaha-pengusaha lokal, BUMD, BUMDES gitu,” tegas Gahara.

Gahara menyakini bahwa jika masyarakat diberdayakan maka tidak akan ada potensi konflik di lapangan.

Diketahui bahwa PT Agrinas Palma Nusantara sudah melakukan kerja sama dengan PT MNA yang berasal dari Jakarta, dimana juga berkerja sama dengan salah satu pondok pesantren di Bondowoso.

“Masyarakat apabila diberdayakan, saya yakin tidak akan ada potensi-potensi konflik di lapangan. Ini kan kita tahu nih yang punya PT GAP, itu dari Jakarta sana PT MNA, kalau tidak salah yang bekerja sama dengan salah satu pondok pesantren di Bondowoso. Nah, bagaimana kita orang lokal?,” ujarnya.

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa protes ini akan terus dilakukan sampai permasalahan ini betul-betul selesai dengan konkret.

Pihaknya telah mengupayakan melalui pemerintah daerah untuk menfasilitasi agar bisa berkomunikasi dengan PT Agrinas Palma Nusantara.

“Betul-betul ada realisasinya dan konkret itu yang diminta. Jangan cuma wacana, jangan cuma retorika, jangan cuma katanya, jangan cuma oh sudah komunikasi,” pungkasnya.

Penulis: Oktavianto

Editor: Andrian 

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan