INTIMNEWS.COM, KASONGAN – Pengurus Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Kalimantan Tengah menggelar lawatan sejarah dan budaya ke Bukit Batu, Kabupaten Katingan. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Seminar Nasional dan Simposium Nasional AGSI VII Tahun 2025 yang dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Lawatan tersebut menjadi momentum penting bagi para pendidik sejarah untuk memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai historis dan kearifan budaya lokal. Bukit Batu dipilih sebagai destinasi karena memiliki nilai spiritual dan legenda yang kuat dalam masyarakat Dayak Ngaju, menjadikannya salah satu situs bersejarah penting di Katingan.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kabupaten Katingan, Kalpin, S.Ag., M.Si., menyambut para peserta AGSI. Dalam sambutannya, ia mengucapkan selamat datang sekaligus apresiasi atas dipilihnya Bukit Batu sebagai lokasi kunjungan dalam kegiatan nasional tersebut.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Katingan, kami menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta AGSI di Bumi Penyang Hinje Simpei,” ujar Kalpin, Pada Sabtu 1 November 2025.
Ia menambahkan, kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam memperkenalkan potensi budaya dan sejarah Katingan kepada masyarakat luas.
“Terima kasih telah menjadikan Bukit Batu sebagai bagian dari agenda lawatan sejarah dan budaya. Ini langkah penting dalam mendukung promosi wisata sejarah daerah,” ucapnya.
Selain memperkaya wawasan, kegiatan ini juga menjadi sarana penguatan peran guru sejarah sebagai pelestari nilai-nilai kebudayaan bangsa. Para peserta diajak menelusuri jejak historis dan makna spiritual Bukit Batu yang dipercaya sebagai tempat sakral oleh masyarakat setempat.
Melalui lawatan tersebut, AGSI Kalimantan Tengah ingin menanamkan semangat cinta sejarah dan kebudayaan lokal di kalangan pendidik. Dengan begitu, nilai-nilai luhur leluhur dapat terus diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan.
Kalpin berharap kegiatan ini mampu mempererat kolaborasi antara dunia pendidikan dan pemerintah daerah dalam upaya pelestarian kebudayaan.
“Kami sangat mengapresiasi sinergi seperti ini, karena pelestarian budaya tidak bisa berjalan tanpa keterlibatan para pendidik,” ujarnya.
“Lawatan sejarah dan budaya AGSI Kalimantan Tengah ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara dunia pendidikan dan pemerintah daerah dalam melestarikan serta mengembangkan kebudayaan nasional berbasis kearifan lokal,” pungkasnya.