website murah
website murah
website murah
website murah
website murah

Aksi Protes Berujung Kekerasan, Warga Minta Keadilan untuk Kades

INTIMNEWS.COM, SAMPIT — Masyarakat Desa Kabuau, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, bersatu menyuarakan desakan agar Kepolisian Sektor (Polsek) Parenggean segera memproses pelaku pemukulan terhadap Kepala Desa Kabuau, Mobi Lala.

Insiden pemukulan terjadi pada Rabu (14/5/2025), saat kepala desa bersama warga menghentikan tongkang milik PT Bumi Makmur Waskita (BMW) di perairan wilayah desa mereka.

Ketua RW 01 Desa Kabuau, Dediansyah, menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh salah satu oknum warga dalam insiden tersebut. Ia menilai kejadian itu mencoreng perjuangan masyarakat dalam menjaga hak desa.

“Tindakan itu bentuk premanisme yang sangat kami sesalkan. Kami berharap aparat segera bertindak agar pelaku tidak merasa kebal hukum,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).

Menurutnya, pencegatan tongkang dilakukan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan bagian dari implementasi kesepakatan bersama yang dibuat pada 10 Oktober 2024 lalu di Kantor Kecamatan Parenggean.

Kesepakatan tersebut menyebutkan bahwa pengaturan tambat tongkang diserahkan kepada masing-masing desa yang dilintasi jalur sungai oleh kapal-kapal pengangkut batu bara.

“Aksi kemarin adalah bentuk pengawalan terhadap keputusan bersama itu. Kami ingin aturan yang telah disepakati dihormati oleh semua pihak, termasuk perusahaan,” tegas Dediansyah.

Ia berharap laporan resmi yang telah disampaikan kepada Polsek Parenggean bisa segera ditindaklanjuti. Masyarakat, kata dia, menanti kejelasan penegakan hukum agar peristiwa serupa tidak terulang.

Senada dengan itu, Ketua RT 07 Desa Kabuau, Samsudin, turut menyampaikan kekecewaan atas insiden pemukulan terhadap kepala desa. Ia menilai tindakan tersebut menciderai perjuangan kolektif masyarakat.

“Pemukulan terhadap kepala desa tidak bisa ditoleransi. Apalagi itu terjadi saat beliau membela hak dan kesepakatan warga,” kata Samsudin.

Menurutnya, saat ini aparat penegak hukum harus menunjukkan ketegasan dalam memberantas segala bentuk premanisme, termasuk kekerasan terhadap pejabat desa yang menjalankan tugas.

Samsudin menambahkan, peristiwa ini menjadi ancaman nyata terhadap keamanan dan kenyamanan pemimpin di tingkat desa. “Kami tidak ingin pemimpin kami merasa takut dalam menjalankan amanah,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, aksi pencegatan tongkang Sabang 69 milik PT BMW dilakukan oleh Pemerintah Desa Kabuau bersama warga. Setelah kapal berhasil dihentikan dan ditambat, situasi memanas hingga terjadi pemukulan terhadap kepala desa.

Oknum pelaku diketahui melayangkan pukulan dengan dalih bahwa aksi tersebut mengganggu kepentingan pribadinya. Aksi tersebut langsung dilerai oleh warga lain yang berada di lokasi.

Merespons insiden itu, PT BMW segera menggelar pertemuan dengan pemerintah desa dan menyatakan komitmen untuk mematuhi aturan tambat tongkang sesuai kesepakatan desa. Pernyataan itu dituangkan dalam surat resmi yang diterima pada Jumat (16/5/2025).

Penulis: Nr
Editor: Maulana Kawit

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan