
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Setelah memberikan sambutan dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-5 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Kalimantan Tengah, Aisyah Thisia Agustiar Sabran melanjutkan arahannya dengan penekanan yang kuat terhadap peran strategis perempuan di era digital.
Aisyah menyampaikan bahwa perempuan masa kini harus lebih adaptif terhadap perkembangan zaman, khususnya dalam menyikapi fenomena media sosial yang menjadi bagian dari keseharian masyarakat modern.
“Perempuan Dharma Wanita harus menjadi pionir dalam etika bermedia sosial, bukan hanya untuk citra pribadi, tetapi juga mencerminkan integritas institusi dan keluarga ASN,” ucap Aisyah usai rangkaian kegiatan Musda, Kamis (12/6/2025).
Menurutnya, narasi positif harus terus dibangun melalui konten yang mengedepankan nilai-nilai kesederhanaan, solidaritas, dan tanggung jawab sosial. Ia menilai, kehadiran DWP bukan sekadar pelengkap dalam struktur birokrasi, tetapi memiliki posisi sentral dalam membentuk kultur beradab di masyarakat.
Ia menekankan bahwa di tengah derasnya arus informasi dan tren gaya hidup di media sosial, anggota DWP harus mampu menjadi filter dan contoh dalam menampilkan kehidupan yang beretika serta jauh dari kesan pamer atau hedonistik.
“Jangan sampai karena satu unggahan, persepsi publik terhadap integritas suami sebagai ASN ikut ternodai,” tambahnya.
Dalam sesi diskusi tertutup bersama pengurus inti DWP usai Musda, Aisyah juga memaparkan pentingnya pelatihan literasi digital untuk anggota, guna membekali mereka dengan kemampuan menyaring informasi dan memahami dampak komunikasi digital terhadap reputasi.
Ia menilai, literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Apalagi banyak anggota DWP yang kini menjadi rujukan atau panutan di lingkup sosial mereka.
“Menguasai ruang digital bukan berarti tampil glamor, melainkan bijak dan bertanggung jawab. Kita ingin tampil sebagai ibu bangsa yang cerdas dan menginspirasi,” tegasnya.
Selain itu, Aisyah juga mengajak seluruh pengurus untuk memperkuat program kerja yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, seperti kegiatan sosial, pendidikan keluarga, dan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Ia juga mengapresiasi semangat kolaboratif yang selama ini terbangun antara DWP dan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk sinergi dalam kegiatan yang mendorong partisipasi masyarakat akar rumput.
“Kita harus terus hadir, tidak hanya dalam ruang-ruang formal, tapi juga di tengah masyarakat yang membutuhkan perhatian dan kepedulian,” ujarnya.
Musda ke-5 DWP Provinsi Kalteng kali ini juga menjadi momentum penyusunan program prioritas untuk lima tahun ke depan, dengan menitikberatkan pada transformasi digital organisasi dan peningkatan kualitas SDM perempuan.
Sejumlah isu strategis seperti ketahanan keluarga, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, hingga inklusi perempuan dalam pengambilan keputusan, turut menjadi bahasan utama dalam forum tersebut.
Aisyah berharap, hasil Musda ini tidak hanya menjadi dokumen seremonial, tetapi betul-betul diimplementasikan dalam gerakan nyata yang berdampak luas dan berkelanjutan.
Editor: Maulana Kawit