
INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meluncurkan program beasiswa kuliah gratis yang ditujukan bagi 10.000 siswa. Program ini diinisiasi langsung oleh Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, sebagai langkah nyata untuk mendorong pemerataan akses pendidikan tinggi di seluruh wilayah provinsi, terutama bagi kalangan kurang mampu.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng, M. Reza Prabowo, menjelaskan bahwa prioritas penerima beasiswa akan diberikan kepada siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu dan wilayah pedalaman.
Hal ini sejalan dengan visi Gubernur Agustiar Sabran yang menempatkan pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan sumber daya manusia. “Pak Gubernur ingin beasiswa ini tepat sasaran. Terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dan mereka yang tinggal di wilayah pedalaman,” ujar Reza saat ditemui seusai mengikuti kegiatan jogging sore bersama Gubernur di Palangka Raya, Sabtu, 12 Juli 2025.
Reza menuturkan bahwa beasiswa ini bukan hanya sekadar janji politik, melainkan bentuk komitmen kuat pemerintah dalam menghapus kesenjangan pendidikan.
Ia menyebutkan, selama ini akses pendidikan tinggi masih menjadi persoalan besar bagi anak-anak di wilayah pedalaman.
Dalam proses pengajuan, kata Reza, masyarakat diminta melampirkan surat pernyataan tidak mampu yang ditandatangani oleh kepala desa dan mantir adat setempat. Hal ini untuk memastikan bahwa program benar-benar menyentuh sasaran.
“Surat pernyataan tidak mampu menjadi syarat utama. Selain itu, pengajuan beasiswa juga harus melalui kepala sekolah masing-masing,” jelasnya.
Dinas Pendidikan, lanjut Reza, telah menyiapkan data awal calon penerima yang bersumber dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Data tersebut mencakup siswa-siswa dari keluarga berpenghasilan rendah dan wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Tak hanya itu, pihaknya juga menyusun basis data baru yang dinamakan ‘Data Rawan Melanjutkan Pendidikan’. Data ini mengidentifikasi siswa-siswa yang berisiko tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena keterbatasan ekonomi.
“Saat ini kami telah mengidentifikasi sekitar 37.000 calon penerima dalam Data Rawan Melanjutkan Pendidikan. Dari jumlah tersebut, akan dipilih 10.000 siswa yang paling layak untuk menerima beasiswa,” ungkapnya.
Program ini, kata Reza, akan terus disempurnakan secara bertahap. Pada tahun 2026 mendatang, pemerintah akan melakukan seleksi ulang untuk memastikan validitas dan akurasi data penerima.
“Kami ingin memastikan bantuan ini tidak salah sasaran. Karena itu, validasi data akan dilakukan secara berkala,” tegas Reza.
Ia menambahkan bahwa peran kepala sekolah dan perangkat desa sangat penting dalam proses verifikasi dan pengusulan. Pemerintah daerah juga mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam mengawasi implementasi program beasiswa ini.
Menurutnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia hanya bisa tercapai jika pendidikan dijadikan fondasi utama pembangunan. Karena itu, pemberian beasiswa ini adalah salah satu langkah strategis dalam mendongkrak indeks pembangunan manusia (IPM) Kalteng.
Program beasiswa ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman. Banyak orang tua menyambut baik langkah pemerintah yang dinilai berpihak pada rakyat kecil.
Sejumlah tokoh adat juga menyatakan dukungan terhadap kebijakan ini. Mereka berharap program ini bisa mengangkat martabat anak-anak pedalaman agar mampu bersaing di dunia kerja.
Dengan langkah ini, Pemerintah Provinsi Kalteng menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pendidikan inklusif dan berkeadilan. Reza pun berharap agar seluruh pemangku kepentingan turut mengawal program ini demi masa depan generasi muda yang lebih cerah.
Editor: Maulana Kawit