INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Begini pandangan Kapolres Kotawaringin Barat (Kobar) AKBP Yusfandi Usman dalam melihat makna halal bihalal lebaran di Polres Kotawaringin Barat.
Menurut AKBP Yusfandi Usman, makna halal bihalal adalah sebuah tradisi yang memiliki makna mendalam dalam budaya Indonesia.
“Tradisi ini bukan hanya sekadar pertemuan sosial setelah Hari Raya, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan antarindividu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan,” kata AKBP Yusfandi Usman.
Halal bihalal mengajarkan pentingnya memaafkan, berdamai, dan memperbaiki hubungan yang mungkin terganggu selama ini. Ini adalah waktu yang tepat untuk memperkuat tali persaudaraan dan meningkatkan solidaritas di antara sesama.
AKBP Yusfandi Usman menekankan bahwa halal bihalal bukan hanya sekadar ritual formalitas, tetapi sebuah momen yang sarat dengan makna filosofis dan nilai-nilai kehidupan.
Menurutnya, halal bihalal merupakan kesempatan untuk merefleksikan diri, memperbaiki kesalahan, dan menguatkan ikatan sosial.
Dalam tradisi halal bihalal, setiap individu diharapkan untuk merenungkan perjalanan hidupnya, mengintrospeksi perilaku dan tindakan yang telah dilakukan selama setahun terakhir.
Ini adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki kesalahan, meminta maaf, dan memberikan maaf kepada orang lain. Dengan demikian, halal bihalal menjadi momen yang membangun kedewasaan emosional dan spiritual bagi setiap individu yang terlibat.
Lebih dari sekadar pertemuan sosial, halal bihalal juga menciptakan ruang untuk memperkuat solidaritas dan persatuan di antara anggota kepolisian dan masyarakat.
Dalam budaya Indonesia, halal bihalal sering kali dijadikan momentum untuk memperkuat hubungan antarindividu, antarkeluarga, bahkan antarkomunitas. Melalui pertemuan ini, tercipta rasa kebersamaan dan gotong royong yang mendukung pembangunan harmoni sosial.
Selain itu, halal bihalal juga merupakan wujud dari nilai-nilai keagamaan yang diyakini oleh masyarakat Indonesia. Dalam konteks agama Islam, halal bihalal mengajarkan pentingnya memaafkan dan berdamai dengan sesama manusia.
“Hal ini sesuai dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk hidup dalam kedamaian, toleransi, dan kasih sayang,” terang AKBP Yusfandi Usman.
Dengan demikian, halal bihalal bukan hanya sekadar tradisi budaya, tetapi juga sebuah manifestasi dari nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas sosial, dan spiritualitas yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
“Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjadikan momen halal bihalal sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, memperkuat hubungan sosial, dan memperkokoh persatuan dalam bingkai keberagaman yang ada,” pungkasnya.
Penulis: Yusro
Editor: Andrian