
INTIMNEWS.COM, KASONGAN — Oknum kepala Desa Tumbang Jala, Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan dilaporkan melakukan penganiayaan terhadap warga dalam kondisi mabuk.
Insiden yang terjadi pada Jumat malam, 6 Juni 2025, tersebut membuat geger masyarakat dan memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk Bupati Katingan Saiful dan DPRD setempat.
Bukan hanya mabuk, oknum kepala desa itu disebut menyerang korban menggunakan senjata tajam jenis mandau.
Dalam keterangan korban Edy (47), petugas Linmas Desa Tumbang Jala, mengaku diserang setelah pelaku naik ke panggung hiburan dan menyampaikan ujaran yang dinilai menyinggung tugas Linmas di depan umum.
Ucapan pelaku yang menyebut “jangan hanya menerima gaji buta” memicu Edy untuk mendatangi pelaku dan mempertanyakan maksudnya. Namun respons pelaku justru menantang dan menyulut ketegangan.
Tak lama setelah turun dari panggung dan menuju rumah, pelaku kembali dengan membawa mandau dan langsung mengayunkan senjata tajam tersebut secara membabi buta ke arah kerumunan warga.
Akibat serangan tersebut, korban mengalami luka di bagian punggung dan lengan. Ia kemudian mendapat perawatan medis dan telah melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.
Bupati Katingan, Saiful, mengecam tindakan tersebut dan meminta agar pelaku ditindak secara tegas dan transparan. Ia menilai perilaku kepala desa itu tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mencoreng wibawa pemerintahan desa.
“Kepala desa seharusnya jadi contoh bagi masyarakat. Kalau sudah mabuk, bawa senjata tajam, dan menganiaya warganya sendiri, maka tidak layak lagi memimpin,” ujar Saiful.
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Katingan, Nanang Suriansyah, menyampaikan sikap serupa. Ia bahkan mendesak agar aparat penegak hukum melakukan pemeriksaan narkoba terhadap oknum kepala desa tersebut.
“Kalau sudah minum-minum keras lalu main hakim sendiri, patut juga diduga bahwa ini bukan sekadar mabuk alkohol. Bisa jadi ada unsur penyalahgunaan narkoba, dan itu harus dibuktikan lewat pemeriksaan medis,” kata Nanang, Minggu, 8 Juni 2025.
Menurut politikus Partai Golkar itu, tindakan brutal seperti ini menandakan hilangnya kendali diri dan moral sebagai pemimpin masyarakat.
Nanang berharap aparat penegak hukum dapat bertindak tegas tanpa pandang bulu. Ia juga meminta pemerintah daerah mengevaluasi kepala desa yang terlibat dalam tindakan kriminal, agar tidak mencoreng citra lembaga desa di mata publik.
“Ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama para pemimpin di desa. Jangan sampai alkohol atau narkoba menguasai hati dan pikiran hingga menimbulkan kekacauan,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan atas laporan tersebut. Namun sejumlah tokoh masyarakat mendesak agar proses hukum berjalan transparan, tanpa intervensi, dan dapat memberikan keadilan bagi korban.
Penulis : Maulana Kawit