
INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN –Antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), kembali menjadi pemandangan sehari-hari dalam tiga hari terakhir.
Kelangkaan bahan bakar jenis Dexlite dan Pertamina Dex membuat warga harus mengantre berjam-jam, bahkan tak jarang pulang dengan tangki kosong karena stok sudah habis saat giliran mereka tiba.
“Dari pagi sudah antre hampir tiga jam. Begitu sampai depan, petugas bilang minyaknya habis. Sudah tiga hari begini terus,” keluh Rahman, warga Pangkalan Bun, saat ditemui di salah satu SPBU pada Jumat (17/10).
Ia menuturkan, antrean serupa terjadi hampir di semua SPBU, baik di dalam kota maupun wilayah sekitar.
Kondisi ini menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama bagi pengemudi kendaraan niaga yang sangat bergantung pada BBM diesel.
“Kalau begini terus, distribusi bahan pokok juga bisa terganggu. Biaya transportasi naik, otomatis harga-harga ikut naik,” ujar seorang sopir angkutan barang yang turut mengantre di SPBU kawasan Jalan Ahmad Wongso.
Padahal, secara geografis dan cuaca, wilayah Pangkalan Bun dalam kondisi normal. Tidak ada laporan cuaca ekstrem atau gangguan akses jalan yang dapat menghambat pengiriman BBM.
“Di Sampit saja antreannya paling sepuluh menit. Tapi di sini bisa setengah hari,” sambung Rahman dengan nada heran.
Sejumlah warga menduga, panjangnya antrean juga disebabkan belum adanya pemisahan jalur antara kendaraan umum dan pelansir.
“Kami tidak menentang pelansir, karena mereka juga cari nafkah. Tapi kalau antre di jalur yang sama, warga biasa jadi korban. Harusnya SPBU menyediakan jalur khusus pelansir, biar tidak tumpang tindih,” ujar warga lainnya.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat mengaku sudah menerima banyak keluhan warga terkait kelangkaan ini. Asisten II Setda Kobar, Hasan Basri, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan distribusi BBM segera kembali normal.
“Kami terus menjalin komunikasi dengan Pertamina. Memang sempat ada kendala dalam distribusi, tetapi suplai baru sudah tiba di Pertamina Kumai dan diharapkan situasi segera membaik,” ujarnya.
Sementara itu, Sales Branch Manager Kalimantan Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Joseph Farel, menjelaskan, gangguan pasokan BBM di wilayah Kobar disebabkan oleh hambatan pengiriman dari Kotabaru akibat cuaca buruk di laut.
“Kapal pengangkut seharusnya tiba pada 4 Oktober, namun tertunda karena kondisi perairan yang tidak bersahabat,” kata Farel.
Untuk mempercepat pemulihan pasokan, Pertamina mengambil langkah cepat dengan mengalihkan suplai dari Integrated Terminal Sampit sejak awal Oktober 2025.
Kapal pengangkut berisi 1.500 kiloliter Pertamax telah tiba di Fuel Terminal Pangkalan Bun pada 7 Oktober, disusul pengiriman 2.000 kiloliter Pertalite keesokan harinya.
“Kami juga memperpanjang jam operasional terminal agar distribusi ke SPBU lebih maksimal. Masyarakat diimbau tidak panik, pasokan BBM akan segera stabil,” tutup Farel.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit