Tag: Stunting

  • Pj Bupati Budi Santosa Ingatkan Harmonisasi dalam Penanganan Gizi untuk Penurunan Stunting di Kobar

    Pj Bupati Budi Santosa Ingatkan Harmonisasi dalam Penanganan Gizi untuk Penurunan Stunting di Kobar

    INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Penjabat Bupati Kotawaringin Barat, Budi Santosa, kembali menekankan pentingnya harmonisasi dalam pelaksanaan intervensi gizi sensitif dan spesifik dalam upaya penurunan angka stunting di wilayahnya. Dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat dan pemangku kepentingan kesehatan di Pangkalan Bun, Budi Santosa menegaskan bahwa upaya penurunan stunting harus lebih efektif, sistematis, dan terencana.

    “Upaya penurunan stunting harus lebih efektif, sistematis, dan terencana. Sebab, pada 2024 mendatang, telah ditetapkan target penurunan prevalensi stunting di angka 14 persen secara nasional, dan untuk Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 12,49 persen,” tegas Budi Santosa, Selasa (16/7/2024).

    Dalam pertemuan tersebut, Budi Santosa menjelaskan bahwa intervensi gizi sensitif dan spesifik harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan pertanian. “Pendekatan holistik yang melibatkan berbagai sektor sangat penting untuk mencapai target penurunan stunting ini. Kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, harus ada koordinasi yang baik antar sektor,” tambahnya.

    Budi Santosa juga menyampaikan bahwa Pemkab Kotawaringin Barat telah menyusun berbagai program dan strategi untuk mendukung upaya penurunan stunting ini. Salah satunya adalah program pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, serta kampanye edukasi gizi di berbagai puskesmas dan sekolah.

    “Kami telah melakukan berbagai program intervensi, seperti pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita yang berisiko stunting. Selain itu, kami juga rutin mengadakan kampanye edukasi gizi di puskesmas dan sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi yang seimbang,” jelas Budi Santosa.

    Tidak hanya itu, Pemkab Kotawaringin Barat juga bekerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi, termasuk BKKBN, untuk memperkuat program keluarga berencana yang berperan penting dalam penurunan stunting. “Kerja sama dengan BKKBN sangat penting dalam program keluarga berencana, karena perencanaan keluarga yang baik dapat mencegah stunting sejak dini,” ujarnya.

    img 20240716 wa0010

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat, Achmad Rois, juga memaparkan beberapa data terkini terkait prevalensi stunting di daerahnya. “Saat ini, prevalensi stunting di Kotawaringin Barat berada di angka 17 persen. Dengan upaya yang terus kita lakukan, kami optimis dapat menurunkan angka ini sesuai target yang telah ditetapkan,” kata Rois.

    Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program intervensi gizi sensitif dan spesifik. “Pemantauan dan evaluasi rutin sangat penting untuk memastikan bahwa program-program yang kita laksanakan berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan dampak yang diharapkan,” pungkasnya

    Dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan, Pemkab Kotawaringin Barat optimis dapat mencapai target penurunan stunting yang telah ditetapkan. Budi Santosa mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama mendukung program ini demi masa depan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

    Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah, Jeanny Yola Winokan, menyampaikan pentingnya optimalisasi pelaporan data dan kolaborasi antar lembaga/dinas terkait upaya intervensi sensitif dan spesifik, yang berjumlah 54 indikator. “Peraturan tentang stunting sudah ada, SK TPPS ada, komitmen ada, namun implementasinya harus lebih ditingkatkan lagi serta dari sisi manajerialnya yang harus lebih dimaksimalkan,” ujar dr. Jeanny.

    Menanggapi hal tersebut, Pj Bupati Budi Santosa menekankan pentingnya harmonisasi dalam pelaksanaan intervensi gizi sensitif dan spesifik. “Upaya penurunan stunting harus lebih efektif, sistematis, dan terencana. Sebab, pada 2024 mendatang, telah ditetapkan target penurunan prevalensi stunting di angka 14 persen secara nasional, dan untuk Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 12,49 persen,” tegas Budi Santosa.

    img 20240716 wa0009

    Budi Santosa juga menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi pentahelix (akademisi, swasta, masyarakat, pemerintah, dan media) antar sektor, baik sektor kesehatan maupun non-kesehatan. Hal ini untuk memastikan upaya penurunan stunting dapat berjalan dengan baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.

    Ketua DPRD Kobar, M. Rusdi Gozali, menyampaikan komitmennya dalam mendukung percepatan penurunan stunting di Kobar. “Angka stunting menjadi dasar bagi pemerintah dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga perlu kerja cepat dan nyata. Libatkan semua stakeholder, masyarakat, hingga di tingkat bawah untuk penanganan stunting,” ujarnya.

    Dalam kegiatan tersebut, Pj Bupati Kobar Budi Santosa didampingi oleh Sekretaris Daerah Rody Iskandar. Rody menekankan bahwa rembuk stunting merupakan kegiatan penting dalam mengantisipasi bertambahnya balita stunting dan strategi penanganannya. “Rembuk stunting merupakan tahapan dari pelaksanaan 8 aksi percepatan penurunan stunting terintegrasi,” jelasnya.

    Rody berharap adanya kerja sama antar perangkat daerah, pemerintahan kecamatan dan desa, tokoh masyarakat, serta dunia usaha dalam mengatasi masalah stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat. “Melalui momentum rembuk stunting ini, kami sangat berharap komitmen kita semua, terutama kepada para peserta rapat aksi konvergensi percepatan penurunan stunting dan semua lini untuk fokus pada keluarga 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Rody Iskandar.

    Dalam kesempatan yang sama, Pj Bupati Budi Santosa menyebutkan terdapat 13 desa dari 3 kecamatan, yakni Kecamatan Arut Selatan, Kecamatan Kumai, dan Kecamatan Pangkalan Banteng, yang menjadi calon lokus stunting tahun 2025 dan memerlukan perhatian khusus dari pemerintah daerah, masyarakat, maupun perusahaan swasta di Kobar. “Prevalensi stunting di Kabupaten Kobar paling rendah di Provinsi Kalimantan Tengah dan di bawah angka nasional. Hal ini patut kita banggakan,” ucap Budi Santosa.

    Pj Bupati Budi Santosa berharap kecamatan-kecamatan dapat selalu berkoordinasi dan bersilaturahmi dengan perusahaan-perusahaan terkait masalah stunting ini. Di akhir acara, dilakukan penyerahan piagam penghargaan kepada pemerintah desa yang memiliki kinerja baik dalam konvergensi penurunan stunting di Kobar.

    Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat terus mengintensifkan upaya dalam percepatan penurunan angka stunting di daerahnya. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pelaksanaan kegiatan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting, melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas program terkait, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa.

    Sekda Rody Iskandar menyampaikan bahwa pengukuran dan intervensi serentak diharapkan dapat menjadi pembelajaran dalam melakukan intervensi yang tepat. “Percepatan penurunan stunting saat ini merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan salah satu tujuan pembangunan nasional, dengan target prevalensi stunting pada balita sebesar 14 persen secara nasional pada tahun 2024, dan target Kabupaten Kobar sebesar 12,49 persen pada tahun 2024,” kata Rody.

    Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan prevalensi stunting di Kobar mencapai 17,9%, dengan target 15,57%. “Meskipun capaian prevalensi stunting dari tahun ke tahun mengalami penurunan secara konsisten, kita harus tetap serius dan konsisten untuk mencapai target yang telah kita tetapkan di tahun 2024,” pesan Rody. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan Kabupaten Kobar dapat mencapai target penurunan prevalensi stunting dan berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. (Adv)

    Penulis : Yusro

    Editor   : Maulana Kawit

  • Pemkab Kobar Terus Konsisten Turunkan Angka Stunting di Tahun 2024

    Pemkab Kobar Terus Konsisten Turunkan Angka Stunting di Tahun 2024

    INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN — Jumlah keseluruhan permasalahan Stunting atau Prevalensi stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mencapai 17,9%, sedikit lebih tinggi dari target nasional yang ditetapkan sebesar 15,57%. Meski demikian, tren penurunan stunting di Kobar menunjukkan progres yang positif setiap tahunnya, Jumat 7 Juni 2024.

    Sekretaris Daerah Kotawaringin Barat (Kobar), Rody Iskandar, menegaskan pentingnya konsistensi dan keseriusan dalam upaya mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024.”Kita harus tetap serius dan konsisten untuk mencapai target tahun 2024,” ucapnya.

    Penurunan stunting, lanjutnya, merupakan bagian penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, khususnya di Kobar.

    Pemkab Kobar telah menerapkan berbagai strategi untuk mengatasi masalah stunting, mulai dari pendekatan intervensi gizi hingga program pemberdayaan masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah yang telah dan akan terus dilakukan.

    Pemkab Kobar memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai dan memastikan ketersediaan tenaga medis yang kompeten. Program imunisasi, pemeriksaan kehamilan rutin, dan pemberian suplementasi gizi menjadi prioritas utama.

    Melalui program PMT, pemerintah daerah memberikan makanan tambahan bergizi kepada balita dan ibu hamil yang membutuhkan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan asupan gizi yang cukup dan seimbang sehingga dapat mengurangi risiko stunting.

    Edukasi mengenai pentingnya gizi seimbang terus digencarkan melalui berbagai media dan penyuluhan langsung di masyarakat. Kader posyandu dan petugas kesehatan diberdayakan untuk memberikan informasi yang tepat dan mendetail kepada para orang tua mengenai cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

    Kebersihan lingkungan dan akses terhadap sanitasi yang baik juga menjadi fokus utama. Program pembangunan jamban sehat, penyediaan air bersih, dan kampanye kebersihan lingkungan dijalankan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan anak.

    Pemkab Kobar menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan lembaga internasional. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat sumber daya dan memperluas cakupan program penanganan stunting.

    Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkab Kobar optimis bahwa target penurunan prevalensi stunting pada tahun 2024 dapat tercapai. “Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya adalah kunci keberhasilan dalam mengatasi stunting. Kita harus terus bersinergi dan bekerja keras,” tambah Rody Iskandar.

    Selain itu, pemantauan dan evaluasi rutin akan terus dilakukan untuk mengukur efektivitas program yang telah berjalan serta melakukan penyesuaian yang diperlukan. Pemkab Kobar juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya mengatasi stunting, karena peran serta masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak yang sehat dan optimal.

    Dengan kerja keras dan komitmen bersama, Pemkab Kobar berharap dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas hidup anak-anak di daerahnya, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia secara keseluruhan.

    Penulis : Yusro

    Editor : Maulana Kawit

  • Pimpin Rakor Percepatan Penurunan Stunting di Sukamara, Ini Pesan Pj Bupati Kaspinor

    Pimpin Rakor Percepatan Penurunan Stunting di Sukamara, Ini Pesan Pj Bupati Kaspinor

    INTIMNEWS.COM, SUKAMARA – Penjabat (Pj) Bupati Sukamara Dr. H. Kaspinor, SE, MSi memimpin rapat koordinasi (rakor) tim percepatan penurunan stunting (TPPS) pada kegiatan intervensi serentak penanganan stunting, Senin 3 Juni 2024 di Aula Bappeda Sukamara

    Rakor tersebut dihadiri jajaran Forkopimda Sukamara, Staf Ahli Bupati Sukamara, Asisten Sekda Sukamara, Kepala OPD Sukamara, Kepala Instansi Vertikal Sukamara, Camat se Kabupaten Sukamara, Lurah se Kabupaten Sukamara, Kepala UPT Puskesmas se Kabupaten Sukamara, dan tamu undangan.

    “Adanya survey kenaikan angka statistik tentang status gizi Kabupaten Sukamara yang menjadi perhatian bersama. Juga kegiatan hari ini merupakan tindak lanjut dari arahan menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan (menko PMK) yang dilaksanakan secara serentak seluruh Indonesia. Dan menindaklajuti surat dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri,” jelas Mantan Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah itu.

    Lanjutnya, tujuan kegiatan intervensi serentak penanganan stunting adalah untuk meningkatkan kunjungan dan cakupan sasaran ke posyandu dan mendeteksi masalah gizi, serta memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran yang memiliki masalah gizi.

    “Untuk pelaksanakan kegiatan penting ini, diperlukan dukungan dari semua pihak khususnya kabupaten/kota sampai tingkat desa mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pemantauannya. Konvergensi antara semua pihak dalam pelaksanaan di lapangan,” tuturnya.

    Editor: Andrian

  • Turunkan Angka Stunting, Polres Kotawaringin Barat Gelar Gebyar Posyandu Presisi

    Turunkan Angka Stunting, Polres Kotawaringin Barat Gelar Gebyar Posyandu Presisi

    INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Polres Kotawaringin Barat (Kobar) yang merupakan bagian dari Polda Kalteng, menyelenggarakan kegiatan gebyar posyandu presisi di halaman TK Kemala Bhayangkari – 19 Pangkalan Bun. Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut, Rabu (8/5/2024).

    Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Kapolres Kobar, AKBP Yusfandi Usman, S.I.K., M.I.K., dan para anggota forkopimda Kobar. Turut hadir juga Danlanud Iskandar, Kepala Dinas Kesehatan Kobar, para pejabat utama Polres Kobar, Ketua Bhayangkari Cabang Kobar, serta pengurus dan masyarakat Kobar yang memiliki anak balita.

    Dalam konteks kesehatan masyarakat, stunting merupakan masalah serius yang perlu segera ditangani. Oleh karena itu, kegiatan seperti gebyar posyandu presisi ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemantauan kesehatan anak usia dini.

    Dengan melibatkan berbagai pihak terkait, diharapkan upaya penurunan angka stunting bisa lebih efektif dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.

    Kapolres AKBP Yusfandi Usman menjelaskan bahwa program yang diinisiasi oleh Kapolda Kalteng diselenggarakan secara serentak di 13 Polres jajaran, dengan pusat kegiatan di Palangka Raya. Kegiatan tersebut dipantau langsung oleh Kapolda melalui zoom meeting.

    Menurut penjelasan Kapolres, melalui zoom meeting, Kapolda Kalteng menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting. Kabar baiknya adalah pada tahun 2024, angka stunting di Kalimantan Tengah berhasil turun sebanyak 3,4%.

    “Ini merupakan pencapaian yang positif dan menunjukkan efektivitas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam menangani masalah kesehatan masyarakat, khususnya stunting,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Kapolres juga menegaskan bahwa hasil penurunan angka stunting tersebut adalah hasil dari kerja keras semua pihak yang tanpa lelah memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Selain itu, sebagai pimpinan di Polres Kobar, beliau berharap bahwa kegiatan ini akan terus dilakukan secara massif dengan fokus pada pasangan pra nikah, ibu hamil, menyusui, dan balita.

    Dengan komitmen dan upaya yang terus-menerus dilakukan, diharapkan hasil yang baik dan maksimal dapat tercapai dalam upaya menangani masalah kesehatan stunting di wilayah tersebut. Tutupan pernyataan Kapolres menegaskan harapannya akan kesuksesan program ini.

    Penulis: Yusro

    Editor: Andrian

  • Komisi I DPRD Murung Raya Dorong Penuntasan Masalah Stunting

    Komisi I DPRD Murung Raya Dorong Penuntasan Masalah Stunting

    INTIMNEWS.COM, PURUK CAHU  – Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasinya di masa depan.

    Mengatasi hal itu Sekretaris Komisi I DPRD Murung Raya (Mura), H Mariyanto mengatakan bahwa memberikan dukungan penuh terhadap program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Murung Raya dalam menuntaskan kasus stunting di tahun 2024.

    Dengan tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi ini perlu segera diatasi bersama secara berkesinambungan baik itu Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, individu, komunitas, CSR, lintas sektor, maupun swasta.

    Politisi PPP ini menjelaskan dalam rangka menurunkan angka stunting di Kabupaten Murung Raya tentu tidak bisa bekerja sendiri. Namun perlu dukungan dari semua pihak.

    Khusus untuk stunting, ia memberikan perhatian dalam penanganannya. Menurutnya perlu tindakan nyata dari semua stekholder untuk penekanan agar stunting tidak meningkat.

    Menurut dia, upaya menyisir dan menekan kasus stunting di Murung Raya harus dimulai dari tingkat paling bawah mulai dari perangkat desa terkait, Bidan Desa, dan Camat.“Untuk penanganan stunting selain bidan desa, peran kader posyandu juga sangatlah penting, sehingga apa yang menjadi target maupun program yang telah ditetapkan bisa berjalan dengan maksimal,” urainya, Sabtu  6 Januari 2024.

    Sebagaimana diketahui bahwa Presiden RI Joko Widodo telah mengamanatkan, melalui Peraturan Presiden no. 72 Tahun 2021 untuk bersama-sama secara konvergen melakukan percepatan dan penurunan stunting.

    “Semua pihak terkait harus bergerak searah dengan tujuan yang sama, menuntaskan permasalahan yang menimbulkan resiko stunting, baik intervensi spesifik maupun intervensi sensitif,” tandasnya.

    Dia juga menjelaskan, peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu, juga sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat, serta sebagai fasilitator dalam memberikan arahan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.

    Ditambahkan, beberapa upaya yang dilakukan untuk menekan stunting diantaranya tetap mengoptimalkan pelayanan melalui kader posyandu, dan menyiapkan seluruhnya melakukan penanganan dari hulu ke hilir.

    Dimulai dari sebelum anak lahir, yakni saat para ibu atau pasangan usia subur merencanakan akan menikah, mereka harus dicek kesehatannya. Banyak perempuan Indonesia yang hamil dalam kondisi yang sebenarnya belum siap sehingga kemungkinan anaknya bisa stunting.

    Penulis : Bitro

    Editro : Maulana Kawit

  • Pemkot Diminta Kejar Target Penanganan Stunting di Bawah 18 Persen

    Pemkot Diminta Kejar Target Penanganan Stunting di Bawah 18 Persen

    INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kota Palangka Raya Hasan Busyairi meminta pemerintah kota untuk terus berupaya mengejar target penanganan stunting di bawah 18 persen.

    “Kita berharap di 2024 nanti sesuai dengan yang diputuskan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Stunting di Kota Palangka Raya itu di bawah 18 persen itu sudah termasuk di bawah standar nasional,” kata Hasan, Senin 4 Desember 2023.

    Hasan menjelaskan, saat ini TPPS lintas sektoral OPD dapat bekerja lebih optimal dan rutin mengintervensi anak yang terkena stunting, agar tidak ada lagi stunting di Kota Palangka Raya.

    “Harapan kita kedepannya tentu tidak ada lagi stunting di Kota Palangka Raya,” ungkapnya.

    Menurut Hasan, dinas terkait harus terus memberikan bantuan pemberian makanan tambahan termasuk intervensi stunting kepada anak-anak yang terkena stunting.

    ” Saya sendiri melihat ke lapangan melihat anak-anak kita yang kena stunting ini sudah ada peningkatan penurunan yang tadinya berat badannya sangat sedikit sekarang mulai ada peningkatan karena ada intervensi Stunting tadi,” tandasnya. (**)

    Editor: Irga Fachreza

  • Dewan Apresiasi Keterlibatan Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting 

    Dewan Apresiasi Keterlibatan Kader Posyandu dalam Penanganan Stunting 

    INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kota Palangka Raya Hasan Busyairi mengapresiasi peran kader posyandu dalam membantu penanganan masalah stunting di kota setempat.

    Menurut Hasan, kader posyandu merupakan salah satu pelayan terdepan kepada masyarakat dalam memberikan makanan tambahan kepada anak yang terkena stunting di lingkungan masyarakat.

    “Kita juga sudah lihat hasil pemberian makanan tambahan kepada kader-kader posyandu yang nantinya akan memberikan kepada anak-anak kita yang terkena stunting di wilayah masing-masing,” kata Hasan Jumat, 1 Desember 2023.

    Selain itu kata Hasan, masyarakat Kota Palangka Raya antusias dengan kinerja kader posyandu dalam penanganan stunting.

    Hasan juga berterimakasih kepada kader posyandu yang tetap memberikan pelayanan kepada masyarakat meskipun sifatnya hanya sebatas sumbangsih kemanusiaan.

    “Antusias masyarakat terkait kerja dari kader posyandu sangat luar biasa. Kita berterimakasih sekali kepada kader-kader posyandu tetap semangat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat meskipun sifatnya hanya sebatas sumbangsih kemanusiaan,” tandasnya.

    Editor: Andrian

  • Dewan Harap Angka Stunting di Kota Palangka Raya Menurun di 2024

    Dewan Harap Angka Stunting di Kota Palangka Raya Menurun di 2024

    INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Ketua Komisi C DPRD Kota Palangka Raya Hasan Busyairi berharap angka stunting di Kota Palangka Raya dapat menurun di 2024 mendatang.

    “Kita berharap di 2024 nanti sesuai dengan yang diputuskan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) stunting di Kota Palangka Raya itu di bawah 18 persen itu sudah termasuk di bawah standar nasional,” kata Hasan, Kamis 30 November 2023.

    Hasan menjelaskan, saat ini TPPS lintas sektoral OPD dapat bekerja lebih optimal dan rutin mengintervensi anak yang terkena stunting. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi stunting di Kota Palangka Raya.

    “Harapan kita ke depannya tentu tidak ada lagi stunting di Kota Palangka Raya,” ungkapnya.

    Menurut Hasan, dinas terkait terus memberikan bantuan pemberian makanan tambahan termasuk intervensi stunting kepada anak-anak yang terkena stunting.

    ” Saya sendiri melihat ke lapangan melihat anak-anak kita yang kena stunting ini sudah ada peningkatan penurunan yang tadinya berat badannya sangat sedikit sekarang mulai ada peningkatan karena ada intervensi Stunting tadi,” tandasnya . (**)

    Editor: Irga Fachreza

  • Cegah Stunting, DPMD Melawi Gelar Bimtek Peningkatan Kapasitas KPM 2023

    Cegah Stunting, DPMD Melawi Gelar Bimtek Peningkatan Kapasitas KPM 2023

    INTIMNEWS.COM, MELAWI –Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Melawi menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Kader Pembangunan Manusia (KPM) se-Kabupaten Melawi untuk pencegahan stunting.

    Kegiatan yang digelar di Aula Hotel Lima Bintang Nanga Pinoh dilaksanakan selama 3 hari (6-8) November 2023 tersebut, dihadiri seluruh KPM se-Kabupaten Melawi.

    Acara yang dibuka langsung Kepala Dinas PMD Melawi, Hasanuddin tersebut, menghadirkan para narasumber yang profesional untuk memberikan bimbingan teknis untuk para Kader Pembangunan Manusia (KPM) tersebut.

    “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran KPM yang terdidik dan terlatih untuk mewujudkan konvergensi pencegahan stunting di desa,” ungkap Hasanuddin.

    Menurutnya, Kabupaten Melawi tahun ini masih di urutan tertinggi dalam angka stunting se-Kalbar. Maka, diharapkan peran KPM untuk membantu para stakeholder terkait dalam kegiatan pencegahan stunting.

    “Dengan adanya bimtek ini, ke depannya para KPM di setiap desa lebih memahami tugas-tugas yang ada di lapangan. Karena stunting ini merupakan program nasional, agar ke depan tidak ada lagi masalah stunting dalam mempersiapkan generasi emas tahun 2045,” harapnya.

    “Para KPM yang hadir di Bimtek ini untuk selalu bersungguh-sungguh belajar menerima ilmu dari para narasumber. Kalau ada permasalahan dan ada materi yang tidak dipahami, jangan malu-malu untuk bertanya,” pungkasnya. (**)

    Editor: Irga Fachreza

  • Politisi PKB Minta Dinkes Serius Tangani Stunting di Murung Raya

    Politisi PKB Minta Dinkes Serius Tangani Stunting di Murung Raya

    INTIMNEWS.COM, PURUK CAHU – Anggota DPRD Murung Raya, Rahmat Hidayat meminta keseriusan Dinas Kesehatan (Dinkes) Murung Raya dalam mengupayakan penanganan balita dengan permasalahan gizi secara masif dan menyeluruh.

    Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasinya di masa depan.

    Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia 2 tahun.

    Dia menyebutkan masalah stunting ini perlu memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki dampak positif.

    Salah satunya perencanaan kegiatan penurunan stunting dilakukan dengan berbasis data, indikator pada rencana aksi Nasional, melakukan pemantauan secara terpadu dan meningkatkan manajemen data yang baik sehingga dapat mengukur hasil-hasil pelaksanaan kegiatan serta hasil evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar perbaikan intervensi tahun berikutnya.

    “Kita memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi masalah stunting. Berdampak kepada kesehatan tetapi juga memiliki dampak besar pada pendidikan ekonomi dan perkembangan sosial. Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk bekerja sama secara terkoordinasi dalam upaya percepatan penurunan stunting,”jelasnya, Sabtu 4 November 2023.

    Selain itu, lanjut politisi PKB ini, ada beberapa kegiatan yang dapat berkontribusi pada penurunan stunting melalui intervensi gizi sensitif diantaranya menyediakan dan memastikan akses terhadap air besih dan sanitasi, melakukan fortifikasi bahan pangan, menyediakan akses layanan kesehatan dan Keluarga Berencana.

    Selanjutnya, menyediakan jaminan kesehatan nasional dan jaminan persalinan universal serta bantuan dan jaminan social bagi keluarga miskin, memberikan pendidikan pengasuhan pada orang tua dan pendidikan gizi masyarakat serta pendidikan anak usia dini yang universal, dan meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.

    “Kita harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penurunan stunting serta untuk mencegah dan menangani permasalahan stunting kita perlu melakukan pendekatan multisektor melalui intervensi layanan spesifik dan sensitif secara konvergensi atau terintegrasi yang dilakukan baik dari tingkat Kabupaten hingga desa sampai kelurahan,”pungkasnya. (LLS)