INTIMNEWS.COM,SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus berkomitmen mengoptimalkan pemberdayaan perkebunan kelapa sawit khususnya perkebunan swadaya untuk dapat menjadi lebih baik.
“Keberadaan kebun kelapa sawit ini kita harapkan memberi andil besar terhadap pembangunan daerah. Terutama dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim Sepnita, Rabu 11 September 2024.
Hal ini disampaikan Sepnita saat menggelar kegiatan focus group discussion (FGD) pendataan dan pemetaan pekebun kelapa sawit menuju pengelolaan sawit rakyat berkelanjutan dan berdaya saing dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Betang Borneo Indonesia di Hotel Newton Sampit.
Dijelaskan sebagai salah satu bukti dari komitmen pemerintah daerah Kabupaten Kotim atas hal tersebut dengan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang rencana aksi nasional perkebunan kelapa sawit berkelanjutan (RAN-KSB) tahun 2019-2024.
Dan juga penerbitan Peraturan Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 39 tahun 2020 tentang RAN-KSB Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2020 2024.
“Yang mana kebijakan ini menjadi arah kebijakan yang penting untuk mendorong tatakelola perkebunan sawit yang baik dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Sepnita juga menyampaikan rasa bangga karena Yayasan Betang Borneo Indonesia (YBBI) akan melaksanakan kegiatan pendampingan pekebun sawit swadaya dalam pengelolaan perkebunan sawit berkelanjutan.
“Dengan tujuan untuk mendorong praktek pengelolaan perkebunan sawit swadaya memenuhi standar sawit berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara Wakil Bupati Kotim Timur Irawati yang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan YBBI mendukung percepatan pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat.
“Kami menyambut baik akan dilaksanakannya kerjasama bersama mitra pembangunan YBBI yang akan melaksanakan kegiatan pendampingan teknis pendataan dan pemetaan pekebun kelapa sawit menuju pengelolaan sawit rakyat berkelanjutan,” jelasnya.
Dirinya menyadari bahwa saat ini komoditas kelapa sawit tengah mendapat sorotan tajam dunia internasional, yang mana di tengah persaingan dagang komoditas minyak nabati dunia, muncul berbagai isi-isu negatif terhadap perkebunan kelapa sawit indonesia.
“Sementara kita melihat, bahwa kelapa sawit sudah menjadi komoditas perkebunan yang diterima dan banyak dikembangkan oleh masyarakat. Tentu tetap harus dibangun secara berkelanjutan yakni dengan tetap menjaga keseimbangan faktor ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup,” demikian Irawati.