INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran anak sebagai subjek pembangunan melalui kegiatan Temu Forum Anak Daerah (FAD) Tingkat Provinsi Kalteng Tahun 2025, yang digelar di Aula Bawi Bahalap, Jumat, 24 Agustus 2025.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Kalteng, Linae Victoria Aden, saat membuka kegiatan menegaskan bahwa Forum Anak bukan sekadar wadah organisasi, melainkan ruang nyata bagi anak-anak untuk menyampaikan ide dan pandangan dalam pembangunan daerah.
“Forum Anak ini bukan hanya ajang berkumpul, tapi tempat anak-anak berani berbicara dan berkontribusi. Anak-anak Kalteng harus tumbuh menjadi generasi yang gigih, berani, dan visioner menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Linae.
Ia menjelaskan, partisipasi anak menjadi bagian penting dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Karena itu, Pemprov Kalteng terus memperluas ruang bagi anak-anak untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan mereka.
“Gunakan kesempatan ini untuk berani berpendapat dan memberi solusi. Hasil dari pertemuan ini akan menjadi Suara Anak Kalimantan Tengah, yang akan kami sampaikan sebagai bahan pertimbangan kebijakan daerah,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Linae juga memaparkan materi berjudul Upaya Pemenuhan Hak Partisipasi Anak Melalui Forum Anak Daerah. Ia menekankan bahwa hak partisipasi anak merupakan salah satu hak dasar yang dijamin oleh Konvensi Hak Anak PBB (UNCRC) Pasal 12, yang menyebutkan bahwa setiap anak berhak didengar pendapatnya dalam setiap keputusan yang memengaruhi kehidupannya.
Menurutnya, Forum Anak menjadi wadah aman dan inklusif untuk menyalurkan aspirasi, serta sarana bagi anak-anak untuk belajar berkolaborasi dan menjadi agen perubahan di lingkungannya.
“Melalui Forum Anak, mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat dari kebijakan pemerintah, tetapi juga ikut menciptakan perubahan sosial yang berdampak,” tegasnya.
Ia juga menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi dalam penguatan Forum Anak, seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya pemahaman orang dewasa terhadap hak partisipasi anak, serta hambatan budaya yang sering kali membatasi ruang berekspresi anak, terutama bagi kelompok rentan.
Untuk mengatasi hal itu, Linae mendorong penerapan digitalisasi partisipasi anak agar lebih banyak anak bisa terlibat melalui media daring. Selain itu, peningkatan kapasitas fasilitator dan dukungan kebijakan afirmatif dari pemerintah daerah juga menjadi kunci dalam memperkuat keberlanjutan Forum Anak.
“Dukungan terhadap Forum Anak adalah investasi masa depan. Dengan mendengarkan dan melibatkan anak, kita sedang membangun masyarakat yang inklusif, berpihak pada kepentingan terbaik mereka,” ucapnya.
Kegiatan Temu Forum Anak Daerah Tahun 2025 diikuti 50 peserta dari perwakilan Forum Anak kabupaten/kota se-Kalteng, fasilitator, dan pendamping. Forum ini menjadi sarana penting untuk memperkuat jejaring, memperluas peran partisipatif anak, serta menumbuhkan kesadaran bahwa anak memiliki hak untuk berpendapat, dilindungi, dan dilibatkan dalam pembangunan.
Melalui kegiatan ini, DP3APPKB berharap terwujud Kalteng yang ramah anak, inklusif, dan berkeadilan, di mana setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh, belajar, dan berkontribusi bagi masa depan daerah dan bangsa.
Editor: Andrian