INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN — Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) DPR RI, Mukhtarudin, menegaskan pentingnya hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) dalam mewujudkan transformasi ekonomi Indonesia. Langkah strategis ini dinilai sebagai kunci untuk memperkuat sektor manufaktur yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
“Hilirisasi SDA bukan hanya tentang mengolah bahan mentah menjadi produk jadi, tetapi juga tentang meningkatkan nilai tambah yang mampu menggerakkan ekonomi nasional ke arah yang lebih positif,” ujar Mukhtarudin, Minggu (11/8/2024).
Mukhtarudin menyebutkan bahwa kebijakan hilirisasi yang digagas oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, adalah langkah konkret yang sangat relevan dengan kekayaan SDA yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, kekayaan hayati dan mineral yang melimpah harus diolah dengan cerdas agar mampu memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap penerimaan negara.
“Selama ini, komoditas strategis seperti kelapa sawit telah memberikan dampak yang luar biasa. Namun, kita masih bisa mendorongnya lebih jauh lagi melalui hilirisasi yang tepat,” tambah Mukhtarudin.
Politisi asal Kalimantan Tengah ini menyoroti pentingnya revitalisasi dan reorientasi industri dalam kerangka hilirisasi. Menurutnya, dengan memanfaatkan teknologi modern dan inovasi, Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar global dan tidak hanya bergantung pada ekspor bahan mentah.
Mukhtarudin menegaskan bahwa hilirisasi SDA harus dilihat sebagai bagian dari transformasi ekonomi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia tidak hanya akan menjadi pemain utama di pasar global, tetapi juga mampu menciptakan ekonomi yang tangguh dan inklusif.
“Transformasi ekonomi melalui hilirisasi SDA adalah jalan menuju kesejahteraan yang lebih merata. Dengan strategi ini, kita dapat memastikan bahwa kekayaan alam Indonesia memberikan manfaat maksimal bagi seluruh rakyat,” tutup Mukhtarudin.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku bisnis yang dikenal dengan istilah triple helix, dalam mengembangkan industri nasional berbasis SDA.
Salah satu contoh nyata adalah pembentukan Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), hasil dari kolaborasi antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro Kementerian Perindustrian, Institut Teknologi Bandung, dan PT Rekayasa Industri.
“Pilot Plant” ini merupakan bukti nyata komitmen kami dalam menjalankan amanat Presiden untuk mendorong hilirisasi industri berbasis SDA dan menumbuhkan industri hijau yang berkelanjutan,” ujar Agus Gumiwang saat meresmikan Pilot Plant tersebut di Bogor.
Agus menjelaskan bahwa kelapa sawit, sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia, memiliki potensi besar dalam upaya hilirisasi. Nilai ekonomi sektor kelapa sawit dari hulu hingga hilir pada tahun 2023 tercatat mencapai lebih dari Rp750 triliun, atau sekitar 3,5% dari PDB nasional.
Melalui inovasi teknologi, hilirisasi yang sebelumnya fokus pada minyak sawit kini diperluas menjadi pengolahan biomassa kelapa sawit, termasuk tandan kosong. Dengan fasilitas Pilot Plant yang mampu menghasilkan produk seperti glukosa, xilosa, dan lignin, diharapkan potensi industri kelapa sawit dapat semakin maksimal.
Agus juga berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pemangku kepentingan industri untuk mengatasi permasalahan limbah dan meningkatkan nilai tambah produk turunan sawit. Langkah ini diyakini akan berdampak positif pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi nasional, serta penguasaan teknologi oleh konsorsium dalam negeri.
Pernyataan ini menegaskan komitmen para pemimpin nasional dalam memajukan industri berbasis SDA sebagai bagian dari visi besar pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Penulis : Yusro
Editor : Maulana Kawit