website murah
website murah
website murah
website murah

Menabung Emas, Membangun Masa Depan Transformasi Pegadaian Menuju Generasi Emas

Kepala PC Pengadaian Palangka Raya saat berbincang santai di salah satu ruangan kantornya dan meluangkan waktu wawancara. (Redha)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA — Langkah Pegadaian merangkul generasi muda untuk berinvestasi emas tak lagi sekadar kampanye biasa. Perusahaan plat merah itu kini menyasar langsung ke jantung kampus dan sekolah-sekolah di Palangka Raya, membawa misi literasi keuangan sejak usia dini.

“Jadi benar sekali bahwa kami saat ini sudah menyentuh generasi muda dan generasi Z, di mana generasi Z itu adalah yang saat ini sudah terbiasa dengan dunia digital sehingga kami banyak ke kampus-kampus mensosialisasikan produk Pegadaian kepada mahasiswa tentang tabung emas dalam bentuk digital,” kata Kepala Cabang Pegadaian Palangka Raya, Hermin Pongtuluran, SE, saat ditemui Intimnews di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Rabu, 25 Juni 2025.

Pegadaian menyadari bahwa membangun pemahaman soal keuangan tidak bisa dilakukan hanya melalui promosi satu arah. Karena itu, pendekatan kolaboratif menjadi strategi utama. Tak sekadar menyampaikan ceramah finansial, Pegadaian menjalin hubungan dua arah dengan mahasiswa. Melalui kemitraan dengan Universitas Islam Negeri (UIN) dan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, mahasiswa diperkenankan terlibat langsung dalam kegiatan praktik kerja lapangan di kantor Pegadaian.

“Kami juga ada bermitra bersama Universitas UIN dan Universitas Muhammadiyah. Mahasiswanya mengikuti praktik kerja di kantor kami dan ini menjadi wadah mereka mengenal dan mengetahui tentang Pegadaian. Jadi selama mereka di sini kita melakukan komunikasi dua arah ya dan ada hubungan timbal balik antara Pegadaian dan mahasiswa yang praktik yang berfokus pada tabung digital ini,” ujar Hermin.

Program ini menjadi ekosistem belajar yang tidak hanya mengenalkan struktur kelembagaan, tapi juga mempertemukan mahasiswa dengan kenyataan dunia kerja finansial. Salah satu instrumen yang menjadi ujung tombak dalam mendekatkan Pegadaian dengan anak muda adalah aplikasi Pegadaian Digital Service. Platform ini dinilai mempermudah akses transaksi keuangan, khususnya tabungan emas.

“Kita punya aplikasi Pegadaian Digital Servis yang mudah diakses oleh generasi muda. Dengan kemudahan ini mereka bisa melihat secara langsung seperti yang tertera di layar pilihan, contoh lain tabungan emas ini. Pada layar utama terdapat pilihan membeli emas, menjual emas, tabungan, pembayaran deposito, dan lain-lain. Ini tentunya bukanlah sebuah hambatan untuk generasi muda memiliki aset di masa depan,” katanya.

Perkembangan teknologi memang telah memengaruhi cara generasi muda mengelola keuangan. Generasi Z yang tumbuh bersama perangkat digital tak lagi tergantung pada transaksi fisik. Dengan telepon genggam, aktivitas finansial bisa dilakukan dari mana saja. Pegadaian menyesuaikan diri dengan pola hidup itu.

“Generasi muda tidak lagi membeli emas langsung ke kantor. Jadi dengan membuka aplikasi Pegadaian bisa transaksi di mana saja, di sekolah, di rumah, di kampus, dan di kantor. Mereka akan termudahkan dengan adanya aplikasi Pegadaian ini,” lanjut Hermin.

Uniknya, sistem tabungan emas Pegadaian bahkan terbuka bagi pelajar yang belum memiliki KTP. Dengan pendampingan orang tua, mereka bisa memiliki rekening emas yang kelak bisa menjadi modal saat dewasa. Pendekatan ini dirancang untuk mendorong kebiasaan menabung sebagai fondasi keuangan jangka panjang sejak usia dini.

“Tabungan emas, khususnya yang dilakukan oleh pelajar yang masih belum memiliki KTP-el, tetap bisa membuat tabungan Pegadaian. Nanti dapat didampingi oleh orang tuanya. Fungsi dari tabungan emas ini nantinya, setelah terbiasa memiliki aset jangka panjang, pada saat umur 17 tahun dan memiliki KTP, mereka sudah matang melihat masa depan dengan emas yang dimiliki,” tutur Hermin.

Dalam upaya memperluas jangkauan edukasi, Pegadaian Palangka Raya bahkan menyatakan siap bekerja sama dengan media lokal, termasuk Intimnews. Tujuannya, menyebarkan semangat literasi keuangan lebih luas ke sekolah-sekolah menengah.

“Kami welcome saja nanti untuk bekerja sama bermitra dengan media Intimnews menjadi fasilitator agar mensosialisasikan ke sekolah menengah ke atas. Kami siap edukasi para pelajar ataupun para mahasiswa, seperti kami melakukan edukasi kepada mahasiswa-mahasiswi yang memiliki kreativitas. Jadi banyak mahasiswa yang memiliki usaha mandiri dengan kemudahan pinjaman modal di Pegadaian dan mereka yang ikut berinvestasi emas bersama Pegadaian,” jelas Hermin.

Program literasi emas ini tidak berhenti di level perguruan tinggi. Pegadaian mulai aktif menyentuh kalangan pelajar sekolah dasar, menengah, hingga atas lewat program bertajuk Go To School, yang juga ditujukan untuk membangun pemahaman dan disiplin finansial dari masa kecil.

“Untuk bermitra bersama universitas sedang gencar kita sosialisasikan. Namun untuk di sekolah dasar, menengah, dan atas ini kita anggap Program Go To School memperkenalkan anak sejak dini untuk menabung sehingga suatu saat mereka kelak mau masuk sekolah favorit mereka sudah memiliki tabungan yang bisa,” ujarnya.

Dalam implementasinya, edukasi tak melulu berupa seminar satu arah. Pegadaian juga memberikan insentif berupa hadiah kecil atau doorprize untuk menarik minat siswa.

“Dalam sosialis nanti kita bisa bagikan dorprez untuk menunjang kegiatan belajar mereka. Dan bagi pelajar sekolah dasar ya mungkin nanti bisa bersama dengan orang tuanya untuk merancang masa depan anak,” katanya.

Ekspansi program edukasi dan digitalisasi layanan ini sudah mulai menyentuh wilayah kabupaten. Meski belum merata, upaya itu perlahan-lahan dijalankan secara bertahap.

“Untuk pengembangan sosialis kita terus jalan secara bertahap untuk dibawa ke kabupaten-kabupaten di Kalteng. Saat ini kita sudah mulai ke Kabupaten Gunung Mas dan Pulang Pisau. Ini baru kita sebarkan di kalangan Kantor Dinas, masih belum ke tahap selanjutnya. Dan untuk kabupaten lain, mungkin kita bisa kerjasamakan ke depannya untuk sosialis Tabungan Emas. Kami akan mempertimbangkan ini,” terang Hermin.

Salah satu daya tarik utama dari produk tabungan emas ini adalah aksesibilitasnya. Pegadaian memungkinkan masyarakat membeli emas dengan nominal serendah Rp18.000. Skema ini dirancang untuk menjangkau kalangan pelajar dan pemula yang baru belajar berinvestasi.

“Pembelian di Pegadaian itu dimulai dari 0,01 gram atau setara dengan sekarang harga emas di 1 gramnya Rp1,8 juta. Berarti itu di harga Rp18 ribu. Nah, di sini misalnya anak-anak mau tabung Rp50 sampai dengan Rp100 ribu sebulan itu sangat mudah sekali. Itu langsung dikonversi ke emas dan dihitung dapat berupa gram. Itu sudah tertera saat melakukan transaksi pembelian emas,” jelas Hermin.

Tidak hanya fleksibel untuk pembelian, tabungan emas juga bisa dijadikan agunan atau didepositokan. Nasabah diberikan keleluasaan dalam pengelolaan aset.

“Pembelian emas dalam satu hari mau 1 gram, 10 gram, hingga lebih atau semampunya tetap bisa ditransaksikan. Dan untuk buyback itu maksimal 100 gram sehari. Namun ada pilihan lain, tabungan itu bisa digadaikan dan bisa di deposit. Jadi keamanan bisa kita jaga. Bagi mereka yang punya kesibukan tinggi serta waktunya hanya terfokus untuk kerja dan tidak bisa harus dibawa terus menerus emasnya, kebanyakan memilih untuk membeli emas di Pegadaian. Selain aman, juga mudah dikontrol harganya di aplikasi Pegadaian. Namun ada juga yang mereka membeli emas fisik langsung di Pegadaian,” imbuhnya.

Dengan fluktuasi ekonomi global yang tak menentu, banyak pihak menilai emas sebagai pilihan investasi paling stabil. Pegadaian memanfaatkan momentum ini untuk menegaskan pentingnya aset jangka panjang yang aman.

“Untuk saat ini investasi emas adalah pilihan terbaik untuk menyimpan aset. Dia tidak tergerus inflasi, nilainya cenderung stabil bahkan meningkat dari waktu ke waktu. Selain itu, emas mudah dicairkan, diterima secara universal, dan tidak bergantung pada kondisi politik atau ekonomi negara tertentu. Oleh karena itu, memiliki tabungan emas adalah langkah cerdas bagi generasi muda untuk mulai merancang masa depan finansial mereka,” pungkas Hermin.

Hermin menutup perbincangan dengan harapan agar semakin banyak pihak ikut mendorong literasi keuangan sejak usia sekolah. Menurutnya, dengan pemahaman dan kebiasaan menabung emas sejak dini, generasi muda bisa tumbuh sebagai individu yang mandiri, disiplin, dan siap menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang.

Dengan berbagai pendekatan ini, Pegadaian berharap mampu menciptakan generasi muda yang tidak hanya paham investasi, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi untuk memperkuat fondasi keuangan mereka. Literasi emas yang ditanamkan sejak dini diharapkan menjadi bekal jangka panjang, menciptakan masyarakat lebih mandiri secara ekonomi dan tangguh menghadapi masa depan ini adalah langkah penting membina bibit terbaik di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penulis Redha
Editor Andrian

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan