INTIMNEWS.COM, SAMPIT – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Multazam mengungkapkan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi hampir dua bulan ini, paling sulit dan butuh kerja keras untuk dilakukan pemadaman, seperti di jalan Pramuka Sampit.
“Yang paling terbesar selama dua bulan ini ada di Jalan Pramuka, kenapa kita sebut paling besar, sebenarnya luasan tidak terlalu luas, namun kalau kita bicara eskalasi tingkatan 1 sampai 10 berada diangka 8. Kenapa demikian karena gambut yang tersedia cukup besar,” jelas Multazam, Senin 4 September 2023.
Selain itu, lahan di jalan Pramuka juga tidak terurus sehingga membuat petugas kesulitan melakukan pemadaman, terutama ketersediaan air yang kesulitan didapatkan.
“Dari tadi malam kita hampir 12 jam lebih melakukan pemadaman, sampai tadi malam jam 12.40 WIB. Tetapi blocking untuk daerah-daerah perumahan sudah kita coba selamatkan. Tetapi per hari ini tadi apinya muncul lagi ditambah kecepatan angin yang cukup kencang membuat bara api yang tadinya sudah mulai padam menyala lagi hari ini,” terangnya.
Upaya mengurangi asap dari gambut yang terbakar telah dilakukan petugas dengan melakukan pendinginan, tetapi kedalaman gambut yang mencapai 50 centimeter lebih membuat api sulit dipadamkan.
“Kita telah mencoba menyemprot 50 kali 50 cm dengan durasi 60 detik itu bara apinya masih keluar, nah itu yang kemudian memproduksi asap,” imbuhnya.
“Kami mengimbau untuk masyarakat jangan membakar lahan, karena ini sudah sangat merugikan kita semua, selain munculnya kabut asap, udara kita juga sudah tidak sehat,” pungkasnya.