INTIMNEWS.COM, PANGKALAN BUN – Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kembali menjadi perhatian setelah tercatat memiliki 832 kasus HIV/AIDS hingga tahun 2025, menempatkannya di peringkat ketiga tertinggi se-Kalimantan Tengah (Kalteng). Pemerintah daerah menyebut kondisi ini sebagai situasi yang harus ditangani dengan langkah serius dan terukur.
Wakil Bupati Kobar, Suyanto, mengatakan tingginya angka ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi seluruh pihak.
“Kobar pernah menempati peringkat pertama kasus HIV/AIDS di Kalteng, terutama saat maraknya pengamanan terhadap kapal asal Thailand, yang memicu lonjakan kasus dan dampaknya masih terasa hingga kini,” tuturnya.
Dari total 832 kasus, tercatat 69 kasus baru sepanjang tahun 2025, didominasi usia produktif. Mereka terdiri dari kelompok umur 20–29 tahun (24 kasus), 40–59 tahun (25 kasus), 30–39 tahun (17 kasus), 15–19 tahun (2 kasus), serta satu kasus pada anak usia 1–4 tahun. Pemerintah menilai pola ini menunjukkan penyebaran HIV yang semakin meluas dan tidak lagi terbatas pada kelompok berisiko.
Kondisi semakin memprihatinkan karena 329 pasien dinyatakan hilang kontak atau lost to follow up, sementara 50 pasien telah meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Kobar, Achmad Rois, menegaskan bahwa pasien yang tidak melanjutkan pengobatan berpotensi besar menularkan virus, sehingga menjadi target utama pencarian tim kesehatan.
Namun upaya penelusuran tidak mudah. Rois menjelaskan banyak pasien justru menghindar ketika mengetahui petugas kesehatan datang.
“Fenomena ini memperkuat gambaran bahwa HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, di mana angka sebenarnya diyakini lebih besar dari yang tercatat,” jelasnya.
Stigma buruk masyarakat juga menjadi hambatan besar. Tak sedikit pengidap yang menolak pemeriksaan karena takut dikucilkan. Pemerintah daerah terus melakukan edukasi di sekolah, pendampingan pasien, serta pelacakan kontak erat.
“Upaya pencegahan dan penanggulangan terus kita perkuat agar penyebaran tidak semakin meluas,” tutup Rois.