website murah
website murah
website murah
website murah

Kabar Baik untuk Petani! Harga CPO dan Inti Sawit di Kalteng Melonjak

Ilustrasi Tandan Buah Kelapa Sawit. (Ist)

INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) mencatatkan perkembangan menggembirakan dalam sektor industri kelapa sawit pada awal Juli 2025.

Harga Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit (PK) yang menjadi acuan dalam penetapan harga tandan buah segar (TBS) petani mengalami kenaikan cukup signifikan.

Informasi ini disampaikan dalam Rapat Penetapan Harga Pembelian TBS dan Perhitungan Indeks K yang digelar oleh Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng di Palangka Raya, Kamis (17/7/2025).

Kenaikan harga CPO dan PK berdasarkan laporan dari 24 perusahaan yang menjadi penyedia data resmi kepada pemerintah daerah.

Selama periode 1 hingga 15 Juli 2025, harga CPO tercatat naik menjadi Rp13.622,49 per kilogram, meningkat Rp276,96 dari periode sebelumnya.

Sementara itu, harga inti sawit (PK) juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar Rp60,65, sehingga menjadi Rp10.223,98 per kilogram.

Kenaikan harga ini turut dibarengi dengan peningkatan indeks K yang kini berada di angka 90,12 persen.

Menurut Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (Lohsar) Dinas Perkebunan Kalteng, Achmad Sugianor, tren ini menjadi kabar baik bagi petani sawit di daerah.

“Ini menjadi indikator positif dan tentu berdampak langsung terhadap harga TBS yang diterima petani,” ujar Sugianor.

Indeks K sendiri adalah nilai pengali dalam formula perhitungan harga TBS yang mencerminkan kontribusi CPO dan PK terhadap total penjualan.

Dengan meningkatnya indeks K, artinya porsi yang diterima oleh petani dari hasil penjualan sawit menjadi lebih besar.

Sugianor memastikan bahwa seluruh proses perhitungan harga dilakukan secara terbuka dan transparan, dengan mengacu pada kontrak riil antara perusahaan dan mitra.

“Dengan sistem ini, harga yang diterima petani benar-benar mencerminkan kondisi pasar yang aktual,” jelasnya.

Ia menambahkan, kenaikan ini diharapkan dapat menjadi angin segar, terutama bagi petani yang tergabung dalam skema kemitraan plasma.

Pemprov Kalteng juga disebut aktif mengawal proses penetapan harga agar berlangsung secara konsisten dan adil.

“Tujuan kami adalah memastikan petani sawit mendapatkan harga terbaik dan tidak dirugikan,” tutupnya.

Editor : Maulana Kawit

Berita Rekomendasi
Pasang Iklan