INTIMNEWS.COM, PALANGKA RAYA – Peresmian Universitas Islam Negeri (UIN) Palangka Raya menjadi momen penuh haru bagi seluruh sivitas akademika. Rektor UIN Palangka Raya, Prof. Dr. H. Ahmad Dakhoir, M.H.I., mengungkapkan bahwa perubahan status dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi universitas merupakan hasil perjuangan panjang selama 11 tahun, Jumat 7 November 2025.
Dalam sambutannya di hadapan Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Nasaruddin Umar dan jajaran pejabat tinggi, Prof. Ahmad Dakhoir menuturkan bahwa proses pengajuan alih status telah dimulai sejak tahun 2014, tepat setahun setelah IAIN Palangka Raya berdiri.
“Sudah hampir 11 tahun kami berjuang. Berganti pimpinan, berganti kebijakan, tetap semangat kami terus mengevaluasi,” ujarnya.
Ia menceritakan bahwa perjuangan tersebut melibatkan seluruh elemen kampus, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga dukungan penuh masyarakat dan pemerintah daerah. Menurutnya, perubahan status ini merupakan hasil dari kerja kolektif dan doa bersama.
“Saya yakin Ini bukan hasil kerja satu orang, tapi kerja keras dan doa seluruh keluarga besar IAIN Palangka Raya,” tambahnya.
Menurutnya, dukungan dan perhatian dari pemerintah pusat menjadi bukti nyata komitmen untuk memajukan pendidikan Islam di Kalimantan Tengah.
“Kami menyadari bahwa tanpa perhatian dari pusat, perjuangan kami mungkin tak akan sampai sejauh ini. Karena itu, kami ucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Bapak Menteri Agama dan seluruh jajaran Kemenag,” ujarnya.
Perubahan status UIN Palangka Raya resmi ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2025. Bagi civitas akademika, terbitnya regulasi ini bukan hanya simbol perubahan nama, melainkan tonggak sejarah baru untuk pengembangan mutu akademik dan daya saing kampus.
“Dengan izin Allah, ini adalah awal dari babak baru perjalanan panjang pendidikan Islam di Kalimantan Tengah,” kata Rektor.
Dalam kesempatan itu, Prof. Ahmad Dakhoir juga menyampaikan bahwa transformasi menjadi universitas menuntut tanggung jawab yang lebih besar dalam pengembangan riset dan inovasi. Ia berharap UIN Palangka Raya dapat menjadi pusat kajian keislaman dan kebangsaan yang berperan aktif dalam kemajuan daerah.
“Kami siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam pembangunan sumber daya manusia,” tegasnya.
Suasana penuh kebanggaan tampak menyelimuti aula kampus ketika Rektor mengakhiri sambutannya dengan seruan motivasi. Ia mengajak seluruh dosen, mahasiswa, dan alumni untuk terus membawa semangat perubahan ini ke arah kemajuan.
“Mari kita jadikan UIN Palangka Raya sebagai rumah bagi ilmu, iman, dan pengabdian. Karena inilah wujud cinta kita kepada Kalimantan Tengah dan Indonesia,” tuturnya disambut tepuk tangan hadirin.
Dengan perjuangan panjang yang akhirnya berbuah manis, UIN Palangka Raya kini berdiri sejajar dengan perguruan tinggi Islam negeri lainnya di Indonesia. Perubahan ini menjadi bukti bahwa komitmen, kesabaran, dan kerja sama yang tulus mampu melahirkan sejarah besar bagi pendidikan tinggi di Bumi Tambun Bungai.
Rektor UIN Palangka Raya juga mengungkapkan rasa terimakasih kepada Pemerintah Provinsi Kalteng dalam kurun waktu sampai saat ini terus berkolaborasi bersama dalam bantuan untuk dunia pendidikan.
“Terima kasih kepada pemerintah Provinsi Kalteng dalam hal ini Gubernur Sebelumnya Sugianto Sabran dan Gubernur Saat ini Agustiar Sabran yang membantu kami di IAIN,” tutupnya.
Penulis Redha
Editor Andrian